Suara.com - Sejak dini, anak harus dibiasakan peduli lingkungan agar tumbuh kebiasaan gaya hidup berkelanjutan di masa mendatang. Salah satunya adalah dengan memberinya pelajaran mengenai mengelola sampah.
AQUA dan Sekolah.mu, sebuah wadah edukasi digital, berkolaborasi meluncurkan program 'Sampahku Tanggung Jawabku', yang mengajak tenaga pendidik dan orangtua untuk memberikan pemahaman kepada anak tentang pentingnya bertanggung jawab atas lingkungan.
Menurut Jumeri, S.TP, MSi, Ditjen PAUD Dikdasmen, program 'Sampahku Tanggung Jawabku' sejalan dengan pemerintah yang saat ini tengah terus melakukan terobosan dalam program pendidikan pembelajaran jarak jauh.
"Dengan program 'Sampahku Tanggung Jawabku', anak Indonesia dapat berkesempatan belajar tanggung jawab terhadap lingkungan sejak dini, dan memiliki nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari," katanya dalam konferensi pers virtual 'AQUA dan Sekolah.mu Ajak Anak Indonesia Kelola Sampah melalui e-Learning Interaktif', Kamis (6/5/2021).
Baca Juga: Peduli Lingkungan, Seniman Ini Ubah Sampah Plastik Jadi Lukisan
Brand Director AQUA Intan Kartika mengatakan bahwa pembelajaran tentang lingkungan ini diberikan melalui modul digital pembelajaran interaktif 'Sampahku, Tanggung Jawabku', dan merupakan lanjutan dari komitmen #BijakBerplastik AQUA pada pilar edukasi.
Selain pembelajaran format digital, program ini juga meningkatkan keterampilan terkait pengelolaan sampah, sekaligus mengurangi dampak sampah Indonesia lewat kontribusi Gerakan Indonesia Bersih.
Najeela Shihab, founder Sekolah.mu, mengatakan bahwa program belajar ini dirancang agar dapat menyenangkan bagi guru dan juga orangtua, sehingga berharap anak-anak bisa mencintai lingkungan dan beraksi nyata.
Modul yang disiapkan memberi penekanan pada bagaimana memberikan pemahaman secara benar kepada anak soal sampah. Misalnya 'Apakah sampah itu?', 'Siapa yang menghasilkan sampah?', 'Jenis-jenis sampah itu apa saja?, 'Kalau sampah dibuang sembarangan akan larinya kemana?', serta 'Apa dampaknya buat kita?'
"Setelah anak memahami konsep di atas, barulah mereka diajarkan aksi-aksi apa yang harus dilakukan. Materinya dibagi menjadi 2 kategori, yaitu untuk anak usia 4-9 tahun (PAUD dan SD kelas 1 sampai 3) dan kategori SD kelas 4 sampai 6. Bentuk kegiatannya sedikit berbeda, tapi alurnya sama, tergantung kompetensi apa yang ingin kita sasar di usia tersebut," jelas Ratih Anggraeni, Head of Climate and Water Stewardship Danone-Indonesia mengenai isi modul pembelajaran interaktif tersebut.
Baca Juga: Profil Hamish Daud, Suami Raisa yang Viral Pungut Sampah
Yang menarik, modul ini bersifat dua arah. Anak tidak sekadar menonton video pembelajaran, tetapi mereka juga bisa melakukan aktivitas drag and draw, menyanyi bersama, dan praktik mandiri dengan berpetualang di sekitar rumah. Kemudian, anak akan diminta menceritakan hasil temuannya di platform, ada portfolionya di mana setiap anak bisa saling melihat hasil karya teman-temannya.