Suara.com - Terdapat sekitar 1,9 juta bidan yang tersebar di seluruh dunia, namuan jumlah ini ternyata hanya dua per tiga dari jumlah yang dibutuhkan. Diperkirakan dunia masih butuh sebanyak 900 ribu bidan lagi.
Laporan ini diungkap langsung oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), atau tepatnya United Nations Population Fund, mengutip Insider, Jumat (7/5/2021).
Dalam data juga ditemukan jika kekurangan bidan di dunia diakibatkan adanya ketidaksetaraan gender, lantaran adanya anggapan bidan adalah profesi yang didominasi oleh perempuan.
Ditambah profesi bidan juga membuat adanya perbedaan gaji karena berbedaan gender ini, dan profesi bidan juga harus menghadapi susahnya memiliki karier yang bisa bertumbuh dan berkembang.
Baca Juga: Viral Video Bayi Baru Lahir Langsung Diajak Joget TikTok, Publik Geram
Selama pandemi juga ditemukan para bidan mendapatkan tekanan kerja yang sangat berat, terlebih risiko tertular Covid-19 sangat tinggi, akibat mereka masih saja kekurangan alat pelindung diri (APD).
Padahal bidan tidak hanya bisa membantu masyarakat melahirkan bayi, tapi juga memberikan layanan kesehatan seksual atau organ reproduksi lainnya. Bahkan termasuk di antaranya perawatan sebelum, sedang, dan setelah melahirkan.
"Sudah waktunya bagi pemerintah untuk mengakui dampak positif perawatan kesehatan yang dilakukan bidan, lantaran perannya sangat besar untuk membantu kehidupan dan menyelamatkan nyawa," terang Ketua Persatuan Bidan Internasional, Dr. Franka Cadee.