Suara.com - Masih membekas dalam ingatan banjir bandang yang meluluhlantakkan Nusa Tenggara Timur (NTT) pada awal Apri 2021 lalu, termasuk juga menghantam Kampung Ileba, Desa Lipang, Kecamatan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor.
Musibah yang berhasil membuat Indonesia berduka itu, menyisakan trauma dan rasa kehilangan mendalam bagi keluarga 177 korban jiwa yang tewas terseret banjir bandang, belum lagi 45 orang masih dikabarkan hilang.
Tapi duka itu sama sekali tidak terpancar dalam raut wajah mungil, seorang bayi laki-laki berusia 10 bulan, bernama Jos Rehan Maure yang masih belum paham jika musibah banjir bandang membuatnya kehilangan kedua orangtua.
Kenen Maure dan Susana P. Mande, orang tua Jos hingga kini belum diketahui keberadaanya dan tak ada kabar tentang jasad keduanya, padahal saat kejadian keduanya sedang bersama Jos.
Baca Juga: Tercatat 152 Rumah Warga Hanyut Terseret Banjir Bandang di Kupang
Jos sempat ikut terbawa derasnya arus banjir bandang dan baru bisa ditemukan setelah kurang lebih dua jam terbawa hanyut dengan posisi terkubur di dalam lumpur.
Kisah memilukan tentang Jos, sampai ke telinga Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA), Bintang Puspayoga yang sempat menatap pilu sekaligus kagum dengan ketangguhan manusia yang belum genap berusia satu tahun tersebut.
Pasalnya Menteri Bintang melihat senyum Jos bak isyarat masih adanya harapan dan mimpi yang masih bisa ia kejar dan raih di masa depan.
"Kehadiran kami disini bertujuan untuk melihat kondisi dan memastikan Jos mendapatkan perawatan dan pemulihan dengan baik dan optimal,” ungkap Menteri Bintang dalam keterangan yang diterima suara.com, Kamis (6/5/2021).
Pernyataan itu ia sampaikan saat berkunjung ke kediaman Paman Jos, Robert Jaffray Tubulau yang saat ini merawat dan mengasuh Jos bersama istrinya di Kota Kupang, NTT.
Baca Juga: Pulau Baru Pasca Bencana Alam di NTT Perlu Diteliti Dulu
Hasilnya didapatkan kondisi Jos dalam keadaan memiliki masalah telinga usai peristiwa nahas itu, sehingga terlihat telinganya terus mengeluarkan cairan, lantas Jos langsung diminta dibawa ke rumah sakit untuk ditindaklanjuti dokter.
Robert sendiri bercerita jika selamatnya sang ponakan dari bencana alam tidak lepas dari mukjizat tuhan, dan ia berharap pemerintah melalui KemenPPPA bisa membantu proses pemulihan kesehatan Jos baik secara fisik maupun psikis.
Hal ini kemudian diamini Menteri Bintang dengan memberikan bantuan tambahan biaya dan kereta dorong bayi (stroller) untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dan pemulihan Jos.
Selanjutnya KemenPPPA akan berkoordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi maupun Kabupaten/Kota, agar dilakukan pendampingan dalam biaya perawatan kesehatan bagi Jos dan membantu mengurus dokumen yang hilang seperti akta kelahiran.
“Saya berharap agar Jos mendapatkan pemenuhan hak terbaik disini (Kota Kupang), terutama hak sipil, pengasuhan, dan kesehatan, termasuk perlindungan khususnya,” pungkas Menteri Bintang.