Industri Fashion di Jepang Hasilkan 95 Juta Ton CO2 Per Tahun

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 06 Mei 2021 | 08:47 WIB
Industri Fashion di Jepang Hasilkan 95 Juta Ton CO2 Per Tahun
Ilustrasi pakaian. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bukan tanpa alasan kenapa sustainable fashion kini semakin menjadi pilihan. Hal ini karena industri fashion telah diketahui sebagai salah satu pemicu kerusakan lingkungan. Di Jepang, misalnya, item pakaian yang dijual ternyata berkontribusi menghasilkan lebih dari 95 juta ton karbon dioksida (CO2) per tahun.

Menurut Kementerian Lingkungan Jepang, proses pembuatan dan pengangkutan pakaian diperkirakan menghasilkan 90,09 juta ton CO2 atau 94,6 persen dari total. Dari 819.000 ton garmen yang dipasok ke pasar Jepang pada 2020, 799.000 ton atau sekitar 98 persen diimpor dari luar negeri. Sisanya sekitar 5 juta ton sebagian besar disebabkan oleh pembakaran stok pakaian yang tidak terjual dan pasokan listrik untuk binatu. Perkiraan pertama oleh pemerintah menemukan bahwa setiap item menyumbang sekitar 25 kilogram CO2.

Melansir dari laman mainichi, industri pakaian jadi menyumbang 10 persen dari emisi karbon global, menurut laporan Program Lingkungan PBB. Dari emisi di industri, rantai pasokan pakaian Jepang menyumbang 4,5 persen, kata Kementerian Lingkungan Hidup.

Kementerian tersebut bulan lalu meluncurkan situs web untuk meminta konsumen mendaur ulang lebih banyak pakaian, sambil mendesak industri mode untuk mengerjakan proses produksi baru untuk mengurangi emisi CO2.

Baca Juga: Wanita Beli Jilbab Kekinian Buat Lebaran, Pas Datang Malah Bentuknya Begini

Sebanyak sekitar 510.000 ton pakaian dibuang di Jepang tahun lalu tanpa didaur ulang atau digunakan kembali, menurut kementerian.

Perdana Menteri Yoshihide Suga pada akhir April lalu mengungkapkan tujuan baru untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 46 persen pada tahun fiskal 2030, dari tingkat tahun fiskal 2013 dalam pertemuan iklim yang diselenggarakan oleh Presiden AS Joe Biden.

Sejalan dengan janji baru, kementerian sekarang berharap untuk meningkatkan kesadaran akan dampak lingkungan dari industri tekstil seperti emisi CO2 dan polusi air, terutama dari pabrik.

"Dengan menyediakan informasi online, kami berharap konsumen mengetahui lebih banyak tentang kerusakan lingkungan dari pakaian mereka, dan memikirkan tentang daur ulang sebelum membuangnya," kata seorang pejabat kementerian.

Baca Juga: Awet Dipakai 17 Tahun, Sepatu Bot Favorit Kate Middleton Jadi Sorotan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI