Suara.com - Kita mungkin sering mendengar ucapan bahwa setan akan dibelenggu di bulan Ramadhan. Namun anehnya, masih banyak kejahatan yang terjadi saat bulan puasa, bahkan tidak sedikit yang masih berbuat maksiat.
Lalu benarkah setan memang dikurung dan dibelenggu saat Ramadhan?
Mengutip NU Online, istilah ini berasal dari perkataan atau hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan HR Bukhari dan Muslim, yang berbunyi sebagai berikut:
'Ketika masuk bulan Ramadhan maka syaitan-syaitan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup.'
Baca Juga: Tak Hanya Berlari, Timiks Run Community Juga Berbagi di Bulan Ramadhan
Hadist ini kemudian dibedah oleh Ibnu Baththal, yang menyampaikan ada dua makna dari hadist tersebut.
Pertama yaitu sebagaimana bunyi teks tersebut, yaitu pintu surga dibuka, setan dibelenggu, sehingga intensitas godaan terhadap manusia cenderung berkurang saat bulan Ramadhan dibanding bulan lainnya.
Penjelasan ini tertuang dalam kitab Riyadl-Maktabah ar-Rusyd karya Ibu Baththal juz IV, halaman 20.
Sedangkan makna kedua dari kalimat Rasulullah itu adalah Allah SWT membuka semua pintu amal perbuatan seperti shalat, puasa, tadarus dan zakat lebih mudah diterima.
Adapun maksud dari pintu neraka yang ditutup, yaitu Allah SWT membuat manusia mengurangi potensinya berbuat maksiat atau berbuat dosa yang mengantarkan umat Islam masuk neraka.
Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Kota Tangerang Hari Ini 3 Mei 2021
Lalu makna setan dibelenggu, di bulan Ramadhan Allah SWT cenderung melindungi dan menjaga umat islam dari godaan dan bisikan setan yang tetap ada di bulan Ramadhan.
Dalam kitab Ibnu Baththal juga disebutkan, di bulan Ramadhan banyak orang yang kerap berbuat dosa, cenderung lebih taat dan juga cenderung mengabaikan hawa nafsunya.