Keseimbangan Hidup Berlian Dewirani, Direktur Ecommerce P&G Indonesia

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 03 Mei 2021 | 18:37 WIB
Keseimbangan Hidup Berlian Dewirani, Direktur Ecommerce P&G Indonesia
Berlian Dewirani, Direktur Ecommerce P&G Indonesia. (Dok, Pribadi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjadi ibu bekerja di tengah pandemi adalah tantangan bagi banyak perempuan, termasuk bagi Berlian Dewirani, ibu dari (hampir) 4 anak, yang memiliki karier cemerlang sebagai Direktur Ecommerce P&G Indonesia. Namun, tantangan ini dihadapi dengan baik oleh Berlian. Selama periode pandemi yang sudah berjalan satu tahun lebih, ia mengaku kehidupannya sebagai ibu bekerja berjalan mulus hampir tanpa hambatan.

Berlian mengawali kariernya di PT Pfizer Indonesia, dan mulai bergabung di P&G Indonesia sejak Desember 2010. Saat itu, Berlian bergabung ke dalam tim marketing, dengan tanggung jawab utama melakukan analisis kompetitif semua merek, merencanakan kampanye di berbagai media, serta langkah-langkah inisiatif strategi lainnya.

Berlian yang merupakan lulusan Universitas Indonesia jurusan Farmasi terus merajut karier di P&G Indonesia hingga kini, dengan jabatan saat ini sebagai Direktur Ecommerce. Berbagai penghargaan telah ia raih selama bekerja di sana, di antaranya yang paling berkesan adalah PG Global CEO Award dan PG APAC President Award. Tentu saja ini merupakan sebuah pencapaian luar bisa bagi perempuan kelahiran tahun 1985 ini. Tanggung jawabnya saat ini adalah memimpin tim pemasaran, penjualan, hingga logistik secara langsung ke konsumen melalui jalur ecommerce.

P&G Indonesia Ibarat Rumah Kedua
Sepuluh tahun bergabung di P&G Indonesia, Berlian mengalami berbagai fase kehidupan di perusahaan ini. Mulai dari menikah, hingga melahirkan ketiga anaknya, yaitu Callysta Izza Liandika (9 tahun), Hamizan Kenzie Azzamy (6 tahun), dan Kayla Hanania Syahnaz (2,5 tahun). Dan dalam waktu dekat, yaitu sekitar bulan Juli, Berlian akan melahirkan anak keempatnya.

Baca Juga: Ketimbang Ayah, Ibu Bekerja di Rumah Sambil Mengurus Anak Lebih Stres!

Berlian Dewirani, tengah menanti kelahiran anak keempat. (Dok, Pribadi)
Berlian Dewirani, tengah menanti kelahiran anak keempat. (Dok, Pribadi)

Bisa dibilang, P&G Indonesia ibarat rumah kedua bagi Berlian. Sebagai sebuah perusahaan besar berskala internasional, Berlian mengakui bahwa P&G memberikan lingkungan yang sangat kondusif bagi para ibu bekerja.

Salah satu yang sangat ia syukuri adalah kesempatan mendapatkan cuti 6 bulan setiap kali melahirkan, yang terdiri dari 3,5 bulan cuti berbayar, dan sisanya adalah cuti tidak berbayar (unpaid leave). Ia mengaku, dengan cuti yang maksimal tersebut, ia bisa full mengurus anak-anaknya sampai mereka lulus ASI eksklusif.

"Bahkan di sini, untuk para ayah, juga dikasih cuti berbayar selama 2 bulan, lho. Kebayang, kan, kalau suami istri sama-sama bekerja di perusahaan ini, mereka bisa full mengurus bayinya yang baru lahir," kata Berlian ketika berbincang dengan Suara.com beberapa waktu lalu.

Dukungan Keluarga untuk Karier
Kariernya yang bagus tentu tak datang dengan sendirinya. Berlian yakin bahwa di balik kesuksesannya, ada peran dan dukungan dari keluarga yang dicintainya, yaitu suami dan anak-anaknya.

Berlian Dewirani bersama suami. (Dok, Pribadi)
Berlian Dewirani bersama suami. (Dok, Pribadi)

Di tengah pandemi ini, ketika banyak ibu bekerja merasa kewalahan dengan beban gandanya di rumah, Berlian mampu menjalani fase ini dengan mulus. Kuncinya satu, berbagi peran dengan sang suami, Andika M. Fiza.

"Biasanya, pagi-pagi sebelum anak-anak belajar online, saya akan menemani mereka bersiap-siap. Tapi, ada kalanya saya harus meeting online di jam yang sama. Saat seperti itu, suami akan ambil alih tugas saya menemani anak-anak, sebelum ia berangkat ke kantor," katanya.

Baca Juga: Jadi Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia Berbagi Tips untuk Ibu Bekerja

Fase anak-anak belajar online ini juga jadi tantangan buat Berlian. Terlebih, anak keduanya, Hamizan, baru saja masuk SD, di mana belajar online tentu menjadi lebih sulit baginya untuk menerima pembelajaran baru.

"Tapi sebagai orangtua, tentu kita harus mendampingi mau bagaimana pun. Nah, karena saya orangnya sedikit tidak sabaran, maka jadi tugas suami yang lebih penyabar untuk mendampingi anak kedua," katanya sambil tertawa.

Di satu sisi, kondisi pandemi dianggap sebagai berkah bagi Berlian. Bagaimana tidak, ia bisa mendampingi anak-anaknya 24 jam sehari, hal yang selama ini mustahil bisa ia lakukan.

Setiap hari, Berlian bekerja di dekat anak-anaknya yang sedang sekolah online. "Di tempat di mana saya masih bisa melihat mereka. Karena begitu saya lengah sedikit, bisa-bisa layar gadget mereka sudah berubah jadi YouTube, hahaha..." cerita Berlian soal kesehariannya menemani anak belajar online.

Berlian juga bersyukur, anak-anaknya tak pernah merengek menuntut perhatian lebih padanya saat ia bekerja di rumah. Katanya, "Kalau saya ada meeting penting, saya akan beri tahu mereka bahwa saya ada meeting penting dan mereka tak bisa mengganggu saya untuk sementara. Kemudian saya akan masuk kamar dan mengunci diri di dalamnya. Biasanya mereka mengerti," katanya.

"Tapi kalau meeting kasual, saya biasanya tetap berada di dekat anak-anak. Kalau mereka butuh saya, mereka bisa interupsi saya, dan saya akan izin sebentar dan minta maaf pada orang yang sedang online dengan saya," tambahnya lagi.

Suatu Ketika Pernah Lalai Juga
Meski berusaha menjadi ibu terbaik bagi anak-anaknya, Berlian mengakui bahwa dirinya tak selalu bisa ibu yang sempurna. Ada kalanya, Berlian lalai dan missed menjalankan perannya sebagai seorang ibu.

"Dulu waktu sebelum pandemi, pernah beberapa kali anak saya salah pakai seragam. Saya ditelepon sama gurunya, 'Ibu, ini anaknya nangis karena salah pakai seragam'. Duh, itu malu dan merasa bersalah campur jadi satu," kenangnya.

Tak jarang ia kelupaan membawa tugas untuk anaknya. Padahal, katanya, tugas itu sudah ditulis oleh gurunya di buku penghubung. "Dulu, saya bisa karena saking sibuknya sampai tak sempat membaca buku penghubung anak," katanya.

Berlian juga mengaku jarang membaca Whatsapp Grup sekolah anaknya. "Soalnya kebanyakan isinya 'Terima kasih informasinya, Bu.' Jadi ya saya skip. Eh, ternyata saya malah melewatkan informasi penting di sana," kata Berlian.

Satu kejadian yang paling ia ingat adalah ketika ia tidak tahu bahwa anak sulungnya terpilih untuk mewakili sekolahnya mengikuti olimpiade matematika. "Di hari H, saya ditelepon gurunya, ditanya kenapa anak saya belum datang? Saya kaget, 'Datang kemana?' Saya lebih kaget lagi karena saya tidak tahu kalau anak saya akan ikut lomba. Tapi, ya anaknya sudah nangis karena belum siap-siap," kenangnya.

Saat itu, Berlian benar-benar merasa bersalah pada suami dan anak-anaknya. Sang suami sampai mengingatkannya, bahwa urusan pekerjaan tidak boleh lebih penting daripada urusan keluarga.

"Suami saya bilang, 'Sekarang kamu mau bagaimana? Saya laki-laki, nggak mungkin saya tidak bekerja.' Sejak itu, saya semakin belajar untuk memprioritaskan keluarga dibandingkan pekerjaan saya," katanya.

Quality Time Bersama Keluarga
Sebagai sosok perempuan yang memiliki mindset berkembang, Berlian bersemangat memelajari hal-hal baru. Ia juga menanamkan hal yang sama kepada anak-anaknya. Melihat anak-anaknya mendapatkan kemampuan baru setiap hari, membuatnya tetap bersemangat terlepas dari seberapa sibuk kehidupan kerjanya.

Berlian Dewirani bersama keluarga. (Dok, Pribadi)
Berlian Dewirani bersama keluarga. (Dok, Pribadi)

Di sela-sela waktu bekerjanya, Berlian sangat fokus pada keluarganya. Bahkan, waktu luangnya ia sepenuhnya dedikasikan untuk melakukan berbagai aktivitas bersama anak-anak, seperti membacakan buku untuk anak-anaknya, hingga mengajak anaknya berkemah atau menginap di hotel.

Dan kondisi pandemi ini, justru memberi lebih banyak kesempatan bagi Berlian untuk menghabiskan quality time bersama keluarga, terutama anak-anaknya.

Saat WFH, ketika orang-orang menerapkan jam kerja yang fleksibel, Berlian justru menerapkan jam kerja yang tetap. Terlebih di bulan puasa ini, ia berprinsip sebelum Magrib semua meeting dan pekerjaan harus sudah selesai, sehingga ia bisa fokus mempersiapkan buka puasa untuk keluarga.

Berlian punya cara unik untuk bermain dengan anak-anaknya, yaitu memberikan kuis berhadiah. Ia punya kantong untuk menyimpan hadiah-hadiah kecil yang akan diberikan kepada anak-anaknya saat kuis.

"Kuisnya bisa apa saja. Di bulan Ramadan ini, biasanya saya meminta mereka melakukan kultum. Tujuannya sih, supaya mereka belajar, sekaligus melatih kepercayaan diri mereka berbicara di depan orang, meski itu keluarganya sendiri. Biasanya, beberapa saat sebelum diminta kultum, mereka akan sibuk cari-cari bahan," katanya menutup cerita.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI