7 Rekomendasi Konsep Bangunan untuk Halau Infeksi Covid-19 di Masa Depan

Rabu, 28 April 2021 | 08:07 WIB
7 Rekomendasi Konsep Bangunan untuk Halau Infeksi Covid-19 di Masa Depan
Ilustrasi (pexels/@seven11nash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selain tata perilaku-- lingkungan baik tempat tinggal maupun kantor juga berperan dalam memerangi paparan infeksi Covid-19. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Tim Pedoman dan Protokol dari Tim Mitigasi PB IDI, Eka Ginanjar.

Ia melanjutkan, aturan seperti vaksinasi dan 3T (Treatment, Testing dan Tracing) serta imabauan 5M (Memakai Masker, Menjaga Jarak, Mencuci Tangan, Membatasi Mobilitas) belum cukup untuk mengurangi risiko paparan infeksi Covid-19.

"Sesuai dengan referensi dari National Institute for Occupational Safety and Health V-D-J-S , Ventilasi-Durasi-Jarak-Sirkulasi untuk mengisolasi orang-orang dari sumber bahaya juga penting untuk menjadi perhatian," kata dia dalam Kolaborasi Tim Mitigasi IDI dalam Rekomendasi Panduan Tata Ruang pada Selasa (27/4/2021).

Salah satunya adalah dengan panduan tata ruang untuk menciptakan konsep bangunan yang sehat ramah lingkungan.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: WHO Ingatkan Pandemi Masih Jauh dari Selesai

Sigit Kusumawijaya, ST., MSc., IAI, GP, Arsitek dan Ahli Rancang Kota mengungkap bahwa secara tidak langsung, bangunan hijau dan sehat dapat signifikan mengurangi beban fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia (puskesmas, klinik dan rumah sakit).

"Terlebih dalam kondisi saat ini bangunan hijau, baik rumah maupun kantor secara nyata dapat membantu mengurangi tingkat penyebaran tertular penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) termasuk memberikan kenyamanan penghuninya selama pandemi Covid-19," jelasnya.

Untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, Sigit yang juga merupakan seorang Green Professional (GP) dari GBCI dan co-Inisiator Indonesia Berkebun ini memberikan rekomendasi konsep bangunan sehat dan hijau. Berikut daftarnya.

1. Sirkulasi Udara
Membuang udara yang mengandung unsur-unsur racun yang berbahaya untuk kesehatan pernafasan.

2. Pengkondisian Udara
Pengkondisian udara yang menjamin kenyamanan, kesehatan dan hemat energi

Baca Juga: Masih Takut, Rossa Belum Izinkan Buah Hatinya Sekolah Tatap Muka

3. Material Organik, Non-Porous dan Non Asbestos
Material organik dan mudah dibersihkan serta dirawat dapat mengurangi kemungkinan virus dan bakteria untuk bertahan hidup. Selain itu bangunan juga harus dibuat tanpa penggunaan material asbestos yang dapat mengganggu kesehatan paru-paru.

3. Inovasi
Inovasi smart home untuk mengelola dan meningkatkan indoor rumah, keamanan, kenyamanan dan penggunaan energi dapat dibuat. Selain itu, penggunaan sistem air purification untuk memurnikan udara dan panel untuk Tenaga Surya (Solar Panel) dalam menghemat energi listrik juga bisa dipakai.

4. Kenyamanan Spasial Ruang
Luas bangunan harus layak dan nyaman untuk dihuni, baik untuk kesehatan psikologis. Untuk tata ruang, buatlah sesuai kebutuhan seperti ruang untuk bekerja atau belajar secara daring, area pintu masuk yang menyediakan area sanitasi dan ruang untuk karantina mandiri.

5. Konservasi Air
Upaya konservasi air untuk menjaga kualitas air tanah dan mengurangi pencemaran harus diperhatikan. Penggunaan area resapan air atau kolam retensi untuk menampung dan meneruskan air ke dalam tanah serta mengurangi banjir juga harus ada.

6. Pencahayaan Alami
Ini pentimg, karena dapat meningkatkan keterikatan dan hubungan penghuni dengan alam yang baik untuk kesehatan mental dan psikologis penghuni. Belum lagi sinar matahari pagi juga banyak mengandung vitamin D untuk kekebalan imun tubuh dan memperkuat tulang.

7. Area Hijau yang Cukup
Hadirkan vegetasi alami yang berguna untuk ekologi dan untuk kesehatan fisik dan psikologi serta dapat menyaring polutan yang dapat masuk ke dalam rumah. Inilah sebabnya semenjak pandemi, area terbuka dan hijau banyak diminati dikarenakan sirkulasi udaranya yang lebih bebas mengalir.

Bisa juga membuat area berkebun di rumah untuk tanaman sayuran, obat-obatan dapat membantu kontribusi swasembada dan kelestarian kebutuhan pangan rumah tangga. Serta memanfaatkan sound barrier alami berupa pohon, untuk mengurangi kebisingan dari luar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI