Cara Atasi Stretch Mark dengan Bantuan Plasma Darah

Risna Halidi Suara.Com
Rabu, 28 April 2021 | 07:46 WIB
Cara Atasi Stretch Mark dengan Bantuan Plasma Darah
Stretch mark. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perempuan hamil umumnya mengalami beberapa perubahan fisik mulai dari bertambahnya berat badan, bentuk perut dan payudara tak lagi sama, hingga munculnya guratan-guratan stretch mark pada kulit di area perut, payudara, pinggul, pantat, betis atau paha.

Meski perubahan tersebut normal, namun banyak perempuan merasa tidak percaya diri hingga stres akibat perubahan bentuk tubuh dan kondisi kulit selepas melahirkan.

Menurut Head of Medical And Training ZAP Clinic, dr Dara Ayuningtyas, stretch mark sendiri atau juga dikenal dengan istilah striae, adalah kondisi kulit di mana muncul garis beruntai.

Pada perempuan hamil dan melahirkan, stretch mark muncul karena kulit meregang seiring usia kehamilan dan kenaikan berat badan secara drastis.

Baca Juga: CDC: Perempuan Hamil Aman Divaksin Covid-19

"Ini terjadi karena peregangan yang melampaui kemampuan kulit untuk memproduksi kolagen yang cukup dan memperbarui jaringan penghubung kulit, akibatnya kulit seolah pecah dan timbul garis-garis stretch mark," ujar dr Dara seperti yang dikutip Suara.com dari siaran tertulis, Rabu (28/4/2021).

Ia melanjutkan, terdapat dua jenis stretch mark yang biasa dialami wanita, yaitu striae rubra dan striae alba.

Striae rubra berbentuk guratan garis putih memanjang, berbatas tegas, banyak dan simetris. Biasanya berwarna merah hingga ungu dengan tekstur garis yang menonjol.

Sedangkan striae alba merupakan kondisi yang lebih parah, ditandai dengan garis hipopigmentasi dan terjadinya atrofi pada epidermis dan dermis. Jenis stretch mark ini biasanya membentuk garis cekung, berkerut dan berwarna putih.

Dokter Dara mengatakan stretch mark dapat dihilangkan lebih cepat dengan melakukan perawatan Platelet-Rich Plasma atau PRP. Ciri khas dari perawatan PRP adalah darah pasien diambil untuk diolah menjadi plasma darah kaya trombosit.

Baca Juga: Tak Hanya Aktivitas, Nyeri Leher Juga Dipengaruhi Berat Badan

Perawatan ini. kata dr Dara, berfungsi untuk meningkatkan produksi kolagen, mempercepat proses penyembuhan luka dan memperbaiki elastisitas kulit sehingga pada akhirnya dapat mengurangi

"Darah kita mengandung plasma yang kaya akan platelet atau trombosit yang mengandung ratusan protein growth factor. Kandungan ini memiliki peran penting dalam proses penyembuhan luka, termasuk di antaranya untuk memulihkan kondisi kulit dari stretch mark."

"Tentunya darah yang diambil dari tubuh pasien diolah terlebih dahulu dengan teknologi khusus sehingga mendapatkan plasma darah kaya trombosit yang lebih banyak 5-10 kali lipat dari konsentrasi normal. Pada ZAP Clinic, plasma darah akan diaktivasi dengan alat activator PRP agar dapat bekerja lebih efektif," kata dr Dara.

Ia melanjutjan, kualitas darah dan plasma akan ditentukan dari kesehatan tubuh pasien, termasuk dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi dan pola hidup yang dijalankan pasien. Jika kualitasnya tidak bagus, maka jika perawatan PRP dilakukan pun hasilnya tidak akan maksimal.

Selain itu, terdapat beberapa kondisi yang tidak diperkenankan untuk menjalani perawatan PRP, yaitu orang dengan HIV/AIDS, riwayat hepatitis B dan C, sakit kanker, hamil, dan riwayat gangguan trombosit.

"Perawatan PRP juga minim rasa sakit karena kami akan mengoleskan krim anastesi ke daerah yang akan ditindak. Hasil perawatan PRP sudah dapat terlihat sejak dua minggu hingga satu bulan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, PRP dapat dilakukan dua hingga empat minggu sekali," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI