"Kita harus fleksibel. Kalau masak satu rendang di-manage, nggak bisa gitu. Harus masak lagi yang lain. Apa bikin bubur, bikin roti, kalau kita hanya fokus pada satu masakan saja, nggak akan terkejar," ujarnya.

Delapan tahun menjadi juru masak di berbagai tempat, Yoggi merasa masakan khas Indonesia lebih sulit dibandingkan dengan masakan luar negeri. Kekayaan pemakaian rempah-rempah, juga berbagai bumbu, membuat satu masakan jadi lebih kompleks.
Berbeda dengan makanan dari negara barat yang sedikit menggunakan rempah-rempah. Sedangkan masakan China, meski sama kaya akan penggunaan rempah-rempah juga, tetapi tetap memiliki cara masak yang berbeda.
"Harus bangga dengan Indonesia, kita banyak masakan nusantara yang bervariasi Jadi mungkin kalau menurut saya, Indonesia agak rumit daripada western. Kalau secara teknik masak, dari nusantara kita masak hampir sama, cuma meng-combine bumbu itu harus benar. Perbedaannya kalau Chinese, harus api besar kemudian pakai penyedap ikan. Kalau Nusantara kan kecap saos," paparnya.
Pengetahuan akan bumbu dan beragam rempah itu yang harus menjadi kuncian jika ingin jadi seorang chef, terutama menguasai masakan Indonesia. Yoggi mengatakan, penting untuk memahami campuran rempah untuk menghasilkan bumbu berwarna merah, misalnya. Atau bumbu putih, juga bumbu kuning. Juga mengenal dari aroma dan rasanya.
Sedangkan untuk keahlian memasak, menurutnya, setiap orang bisa belajar dari mana saja dan dari siapa pun. Terpenting menurutnya, harus rutin latihan, dan juga mengasah mental dan insting terhadap makanan.
"Insting untuk kita masak sedikit atau masak banyak, kita harus bisa. Dan memastikan bumbu supaya pas, itu kita harus tahu. Misalnya garamnya berapa, santannya berapa, itu kita harus tahu dan harus punya standarnya juga," kata Yoggi.
Adaptasi Sejak Pandemi
Ternyata, profesi koki juga turut terdampak kondisi Pandemi Covid-19. Demi menjaga kebersihan, setiap koki juga harus memakai alat pelindung diri (APD) setiap kali sedang masak, lanjut Yoggi.
Ia mengakui bahwa kewajiban memakai masker memang agak menyulitkan tugas chef untuk memastikan apakah aroma masakan telah pas. Juga kondisi dapur yang panas membuat pemakain masker selama berjam-jam tentu makin membuat suhu tubuh mudah meningkat.
Baca Juga: Chef Arnold, Juna, dan Renatta Berkolaborasi untuk Menu Spesial MangkokKu
"(Pakai masker) mengganggu banget kalau menurut saya. (Indera penciuman) itu penting banget, karena dari aromanya apakah bumbu sudah matang, kita harus cek. Jadi kita double-check aja terus, kita tahu tingkat kematangannya berapa menit," ujarnya.