Suara.com - Kondisi pandemi Covid-19 memaksa Kemenparekraf merombak target kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang disusun per tahun, Kemenparekraf menargetkan kunjungan wisatawan asing atau wisman mencapai 25 juta hingga tahun 2025. Namun angka itu harus direvisi lantaran pembatasan penerbangan pesawat untuk mencegah paparan Covid-19.
"Kami sudah melakukan penyesuaian target, terutama wisman. Karena border masih ditutup, jadi tidak mungkin kami punya target seperti dalam RPJM," kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya dalam webinar bersama Blibli, Kamis (22/4/202).
Kunjungan wisman tahun ini sebelumnya ditargetkan sebanyak 19 juta kunjungan. Namun harus dipangkas, sehingga target penyesuaian menjadi 4 juta. Demikian pula dengan target wisatawan nusantara atau wisnus.
Baca Juga: Peredaran Uang di Bali Anjlok 55 Persen karena Sepi Wisatawan
"Untuk wisnus, dari target RPJM 320 juta pergerakan, dilakukan penyesuaian 180 juta pergerakan," imbuh Nia.
Diakui Nia bahwa kendala pergerakan juga terjadi pada kunjungan wisatawan lokal. Menurut Nia, pergerakan wisnus terbanyak biasanya terjadi ketika libur hari raya, bersamaan dengan masyarakat juga melakukan mudik. Tetapi, larangan mudik yang dicanangkan oleh pemerintah pusat tentu berdampak pada pergerakan wisatawan lokal.
"Kemudian liburan anak sekolah. Juga yang ketiga panennya adalah ketika ada long weekend atau cuti bersama. Ini tantangan yang kami hadapi di target kunjungan atau pergerakan wisatawan nusantara," ujar Nia.
Wisatawan nusantara menjadi sasaran utama Kemenparekraf untuk mendongkrak kunjungan wisata. Oleh sebab itu, berbagai strategi dilakukan untuk mempromosikan area wisata dalam negeri juga kampanye tentang liburan berbasis protokol kesehatan.
Kemenparekraf mendorong agar pelaku industri pariwisata bisa mendapatkan sertifikasi CHSE sebagai bentuk komitmen menciptakan tempat berlibur yang bersih dan aman dari paparan virus.
Baca Juga: Penyekatan di Puncak Bogor Sebabkan Berkurangnya Wisatawan
"Juga strateginya mendorong dengan #DiIndonesiaSaja jadi kita fokus ke situ. Karena ini adalah bisnis persepsi, di mana confidence harus kita dapatkan, bagaimana caranya yaitu dengan mengampanyekan Indonesia care," pungkas Nia.