Suara.com - Kebijakan larangan mudik yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia selama periode 6-17 Mei 2021, diprediksi akan meningkatkan tren staycation sebagai alternatif masyarakat yang tidak mudik pada periode Lebaran.
Menurut Alice Sulistyawati, Corporate Director of Sales Tauzia Hotel Management Indonesia, dalam virtual media gathering Selasa (20/4/2021), peningkatan tren staycation di hotel favorit ini dapat dilihat dengan adanya kenaikan pemesanan hotel pada periode Lebaran sebanyak 30% dibandingkan periode new normal selama pandemi.
Meningkatnya keinginan untuk staycation juga dipengaruhi oleh kondisi masyarakat yang saat ini sudah dapat menyesuaikan diri terhadap situasi pandemi dengan lebih mengedepankan protokol kesehatan ketika bepergian.
Untuk menjembatani kebutuhan masyarakat dan sekaligus mendukung kebijakan larangan mudik dari pemerintah, Pegipegi meluncurkan kampanye #KebersamaanTanpaBatas. Dalam kampanye ini, masyarakat bisa melakukan pemesanan tiket untuk keberangkatan yang fleksibel, baik kini atau nanti, dengan harga terjangkau menggunakan promo KURMA (Kejar Untung Ramadan) yang menyediakan diskon hingga 50% dan tambahan diskon dari partner bank hingga Rp 550.000 untuk semua produk Pegipegi.
Baca Juga: Harga Tiket Bus Mulai Mengalami Kenaikan
Priya Vohra, VP of Business Operations Pegipegi mengatakan, pemesanan tiket ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk bepergian di luar periode 6-17 Mei 2021, atau staycation di hotel favorit.
"Pegipegi sendiri telah melakukan survei pada 25 Maret—1 April 2021 untuk mengetahui preferensi pulang kampung Lebaran 2021 masyarakat Indonesia. Diketahui bahwa sebelum adanya larangan mudik, sebanyak 72% responden berencana pulang kampung di tahun 2021 ini. Sedangkan 28% responden memutuskan tidak pulang kampung di tahun 2021 ini. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia sebenarnya ingin mudik pada periode Lebaran tahun ini, karena sebagian besar dari mereka tidak mudik pada Lebaran tahun 2020 lalu," kata Priya dalam acara yang sama.
Namun, berdasarkan hasil survei, diketahui juga faktor-faktor yang kemudian memengaruhi responden memutuskan tidak pulang kampung. Di antaranya, 77% merasa khawatir tertular virus Covid-19 ketika bepergian, 61% khawatir membawa virus Covid-19 ke keluarga, 45% responden belum mendapatkan vaksinasi, 40% responden khawatir daerah tujuannya termasuk dalam Zona Merah, dan 38% responden karena harga tiket relatif masih mahal.
Hal ini kemudian meningkatkan preferensi traveling saat Lebaran, yang menunjukkan bahwa sebanyak 69% masyarakat berencana untuk staycation pada saat Lebaran, dan 28% masyarakat ingin melakukan staycation di luar kota namun masih dekat dengan kota tempat tinggal.
Namun, melakukan perjalanan di tengah pandemi memang perlu menyiapkan strategi tersendiri untuk menghindari hal-hal yang tidak pasti, seperti pembatalan jadwal penerbangan terkait kebijakan pemerintah, maupun hal-hal di luar dugaan lainnya. Berdasarkan survei yang Pegipegi lakukan, preferensi utama masyarakat saat membeli tiket perjalanan di tengah pandemi di antaranya yaitu memilih tiket dengan harga promo (92%), tiket yang refundable (90%), tiket yang bisa di-reschedule (87%), dan penambahan proteksi perjalanan atau asuransi (47%).
Baca Juga: Warga Dilarang Mudik Lebaran, Anies: Ini Tahun Ujian
Kampanye #KebersamaanTanpaBatas yang dilakukan Pegipegi merupakan upaya menjembatani kebersamaan tanpa harus dibatasi oleh ketidakpastian serta tetap aman melalui tiga pilar program, yaitu Flexible Ticket Booking dengan promo spesial dari Pegipegi, Safe Travel Feature, dan Promo Staycation.