Suara.com - Mengelola keuangan keluarga tidak bisa dilakukan serampangan. Bagi yang sudah berkeluarga, skala prioritas harus dilakukan agar tidak menimbulkan konflik karena salah pengelolaan keuangan.
Jika belum menikah, mengatur keuangan mungkin hanya tentang ongkos dan biaya hidup.
Tetapi setelah menikah, mengatur keuangan memiliki banyak faktor, mulai dari cicilan rumah, biaya anak sekolah, juga keperluan rumah tangga lainnya.
Menurut CEO @Zapfinance Prita Hapsari Ghozie, yang paling penting dalam mengatur keuangan keluarga adalah memahami status finansial keluarga.
Baca Juga: Agar Dompet Tak Kosong Mlompong, Ini Tips Mengelola Keuangan Saat Ramadhan
Bukan tentang seberapa kaya dan besar pendapatan Anda, tetapi apakah keuangan dalam keadaan sehat atau tidak.
"Itu indikator yang bisa diobrolin. Pertama kita bisa ngertiin, apakah kondisi keuangan kita sehat atau gawat. Yang kedua, belajar membuat prioritas pengeluaran. Dan ketiga bagaimana kekuatan keuangan keluarga, seperti seberapa kuat saat tertimpa darurat. Karena itu dana darurat penting," ungkapnya dalam webinar @Ibupedia Tips Menata Keuangan Keluarga, beberapa waktu lalu.
Sebelum menikah, pasangan perlu membicarakan terkait pengeluaran dan keuangan.
"Penghasilan gaji itu gampang, seperti kerja di mana, seberapa kerja kerasnya Tapi kalau urusannya pengeluaran, kita bicarakan prioritas," ungkap Prita Hapsari Ghozie.
Ia melanjutkan, prioritas pengeluaran harus dibicarakan yang paling utama dalam keluarga. Setelah itu, bicarakan bagaimana tata kelola keuangan yang diinginkan, seperti siapa yang memegang keuangan.
Baca Juga: 4 Rumus Jitu Mengelola Keuangan untuk Kamu Generasi Milenial
"Ideal yang memegang keuangan itu istri, karena perempuan lebih dekat dengan situasi rumah tangga," ungkapnya.
Ia mengatakan, perlu ada pengelompokkan keuangan saat pengeluaran, yakni living, saving, playing.
"Living sebisa mungkin lima puluh persen dari penghasilan kita, kalau saving tiga puluh persen, dan playing dua puluh persen," paparnya.