Suara.com - Hakuhodo Institute of Life and Living ASEAN (HILL ASEAN), institusi yang berada di bawah naungan salah satu perusahaan periklanan ternama di Jepang, Hakuhodo Inc., mengumumkan hasil temuan dari riset terbarunya yang bertajuk “Now you Z me: Debunking myths about ASEAN’s Generation Z” melalui Forum HILL ASEAN ke-7 yang kali kedua diselenggarakan secara virtual. Hasil studi ini memaparkan temuan-temuan menarik seputar karakter generasi Z, yaitu mereka yang lahir di era tahun 1997-2012.
Penelitian dengan metode survei kuantitatif dan kualitatif ini dilakukan di 6 (enam) negara ASEAN, menganalisis lebih dalam terkait sikap dan perilaku dari Generasi Z di ASEAN akan nilai kehidupan dan pandangan mereka terhadap tantangan sosial di sekitar mereka, yang memberikan dampak pada masyarakat dan ekonomi.
Hasil survei ini dapat menjadi indikator berbasis fakta yang menciptakan perspektif baru dalam membantu strategi pemasaran dari produk-produk konsumen di negara-negara ASEAN. Hal ini sejalan dengan misi dan komitmen dari HILL ASEAN untuk selalu mendukung aktivitas pemasaran perusahaan-perusahaan di ASEAN.
“Populasi Gen Z di ASEAN atau kami menyebutnya sebagai ‘SynergiZers’, sebagai generasi yang menciptakan sinergi dan harmoni melalui berbagai aspek diri, memiliki proporsi yang cukup besar. Diperkirakan 24% dari populasi ASEAN Gen Z cukup berdampak pada masyarakat dan perekonomian. Melalui penelitian ini, kami mengidentifikasi karakter dari SynergiZers yang cenderung ingin selalu melakukan perubahan lebih baik dari generasi sebelumnya dalam mengatasi permasalahan atau tantangan sosial dengan tindakan nyata, dimulai dari menghargai diri sendiri, keluarga dan orang di sekitarnya secara setara dan selaras dalam memahami perbedaan satu sama lain,” jelas Devi Attamimi, Institute Director, HILL ASEAN dan Executive Director Strategy, Hakuhodo International Indonesia yang kembali tampil sebagai salah satu pembicara utama di Forum HILL ASEAN tahun ini.
Baca Juga: Pertumbuhan Penduduk di Solo, Generasi Z Mendominasi
Devi juga menambahkan bahwa untuk mendapatkan hasil riset yang signifikan, HILL ASEAN menggunakan sampel sebanyak 4.500 responden – laki-laki dan perempuan berusia 15-55 tahun untuk metode kuantitatif dengan melakukan survei melalui internet, tidak hanya berfokus pada responden yang mewakili Gen Z, namun juga generasi sebelumnya, yaitu Gen X dan Y.
Sedangkan untuk metode kualitatif, HILL ASEAN melakukan wawancara berkelompok, baik secara langsung maupun daring terhadap 54 responden Gen Z berusia 17-23 tahun, mewakili kelompok siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), mahasiswa dan first-jobbers.
“Salah satu angka yang membuat tersenyum terlihat pada profil Indonesia, yaitu dimana 90% Gen Z Indonesia setuju dengan pernyataan 'Hidup adalah tentang memenuhi tanggung jawab' dan 88% setuju dengan pernyataan 'Hidup adalah tentang mencintai diri sendiri. Ini menandakan bahwa profil Gen Z di Indonesia menghargai keseimbangan life values yang dimiliki, terlihat dari karakter yang positif, kuat dan juga mereka merasa orang-orang di sekitar mereka tidak akan bahagia jika mereka sendiri tidak bahagia. Tapi kami rasa mereka siap dalam menghadapi tantangan di masa depan,” imbuhnya.
Era digital seperti saat ini, dimana semua sumber informasi bisa didapatkan dengan mudah, membuat Gen Z memiliki kepekaan terhadap teknologi dan pola pikir yang sangat maju serta terbuka dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Mereka memahami karakter diri yang dimiliki dan tidak segan untuk menunjukkannya pada dunia melalui platform digital, bahwa mereka hadir dan berkontribusi dalam memecahkan pemasalahan sosial melalui tindakan nyata. Mereka berharap dapat memengaruhi dunia dan orang-orang di sekitarnya secara positif.
Namun tidak dipungkiri, Gen Z juga akan mengalami tantangan-tantangan baru di masa depan. Devi mengatakan bahwa temuan riset ini dapat menjadi bukti bahwa perubahan karakter setiap generasi dapat memberikan dampak positif pada masyarakat. Dikatakan pula bahwa Gen Z akan membawa angin segar terhadap keselarasan hidup masyarakat di negara-negara ASEAN, baik secara sosial maupun aktivitas ekonomi setiap negara.
Baca Juga: Generasi Z dan Milenial Tanah Air Akan Cepat Akrab dengan Mobil Listrik
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, hasil riset ini diharapkan dapat memberikan energi baru dan positif bagi kita semua dalam membuka peluang pasar, dan memanfaatkan karakter konsumen pada brand, menuju ke arah yang lebih baik,” ungkap Irfan Ramli, CEO Hakuhodo International Indonesia.
Menyadari pentingnya adaptasi suatu brand terhadap perubahan perilaku masyarakat, Irfan sebagai pemimpin industri mengingatkan akan pentingnya peran dari Gen Z terhadap perekonomian, “Pengembangan sektor-sektor ekonomi kreatif telah banyak dilakukan dengan berbagai terobosan oleh Gen Z, sehingga teknologi dan usaha rintisan memiliki peran penting. Ini menandakan bahwa Gen Z sudah berperan terhadap perekonomian Indonesia dan selanjutnya akan menjadi raksasa ekonomi global. Maka kontribusi Gen Z harus diperhitungkan sejak dini,” tutupnya.