Suara.com - "Nenek moyangku seorang pelaut, Gemar mengarung luas samudra"
Sepenggal lirik lagu anak-anak ciptaan Ibu Soed itu seolah selalu terekam dalam benak Diandra Hadi. Diusianya yang baru beranjak 26 tahun, Diandra berhasil mewujudkan cita-citanya untuk memiliki kapal sendiri.
Bukan sekadar memiliki kapal, Diandra bahkan membangun bisnis paket wisata ke Kepulauan Seribu dengan kapal phinisi yang ia punya.
Bak Luffy dalam cerita anime One Piece yang bersikeras mencari harta karun, tekad Diandra sejak kecil sama kerasnya untuk punya kapal sendiri demi mengenalkan kekayaan alam laut Indonesia, terutama di wilayah Jakarta.
Baca Juga: BMKG Sebut Wilayah Kepulauan Seribu Bakal Diguyur Hujan Disertai Petir
"Dari dulu cita-citaku adalah punya kapal supaya bisa memperkenalkan keindahan laut ke sebanyak-banyaknya orang," cerita Diandra ditemui suara.com di atas kapal Phinisi miliknya di kawasan Ancol, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.
Perkenalan Diandra dengan laut tak lepas dari peran keluarganya. Lahir dan tumbuh besar di ibukota Jakarta, Ancol seolah telah menjadi taman bermain baginya. Terlebih saat masih anak-anak, ia sempat sakit asma. Sehingga orangtuanya sengaja rutin membawanya ke laut.
"Waktu kecil, aku asma. Jadi tiap minggu pasti dibawa ke Ancol sama papa, dijemur. Sampai udah agak besar masih jadi rutinitas kita" ucapnya.
Laut telah menjelma jadi tempat liburan wajib bagi ia bersama keluarganya. Selain laut di Jakarta, Bali termasuk salah satu lokasi favoritnya yang hampir setiap momen liburan didatangi.
Adalah Pulau Menjangan yang berada di Bali Barat. Diandra mengaku, keluarganya bisa berkali-kali dalam setahun pergi ke tempat itu. Lantaran sudah terlalu sering hingga hafal dengan segala keelokan lautnya, Diandra mengatakan bahwa ia juga menyaksikan bagaimana kondisi alam laut di Pulau Menjangan perlahan makin rusak.
Baca Juga: Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ-182 Tabur Bunga dari Atas Kapal Perang TNI
"Terlihat jelas gimana, soalnya mulai rusak. Mulai terasa banget bedanya karena kan kita rutin ke situ, jadi kaya udah hafal sama daerah situ mulai," ucapnya.
Misi Selamatkan Keindahan Alam Laut
Diandra dan laut seolah makin tak bisa dipisahkan. Bukan sekadar menikmati indahnya bentuk alam, berada di laut seolah membuatnya tersadar sebagai sosok manusia.
"Kalau kita masuk ke laut melihat keindahan carol ikan itu menurut saya kayak spiritual journey. Kita jadi merasa kecil . Kalau di laut kita makin merasa humble. Makanya aku suka banget sama laut. Menurut aku, laut itu tempat terbaik," kata Diandra.
Kondisi laut yang kian berubah dibandingkan saat dirinya masih anak-anak, mendorong Diandra untuk makin bertekad memiliki kapal demi menularkan kecintaan laut pada sebanyaknya orang.
"Menurutku, salah satu cara peduli orang ke laut paling gampang adalah dengan membuat mereka suka laut, sesuka aku suka sama laut. Gimana caranya menurut aku caranya adalah untuk memperkenalkannya," ujarnya.
Meski tak terdengar seperti cita-cita anak perempuan pada umumnya, Diandra bersyukur dapat banyak dukungan dari keluarga juga kerabat dekatnya. Ia merasa, cita-cita memiliki kapal pinisi sendiri dengan nama neneknya, Phinisi Augustine, semata tak lepas dari keberuntungannya dapat dukungan dari orang di sekitarnya.
"Banyak orang bilang 'wah hebat banget masih kecil udah punya kapal'. Menurut aku, bukannya aku hebat, cuma aku beruntung. Aku beruntung banget memiliki keluarga yang mendukung penuh secara support juga finansial," ucap Diandra.
Mau Punya Tempat Belajar Tentang Laut
Kapal Phinisi Augustine dijadiakn Diandra sebagai kapal pembelajaran. Tak hanya belajar tentang perkapalan, tapi juga jadi tempatnya belajar bisnis tentang kelautan, kapal, dan wisata. Pada akhirnya, ia ingin memiliki tempat khusus untuk 'bengkel' kapal hingga sekolah informal untuk anak-anak mengenal laut.
"Semuanya berhubungan dengan laut. Dan cita-cita terbesar Aku adalah punya kayak tempat informal untuk anak-anak belajar menemukan rasa cinta mereka terhadap laut," ujarnya.
Diakuinya, bukan hal mudah memulai bisnis wisata apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19. Terlebih posisinya sebagai pemilik kapal juga harus bertanggungjawab terhadap segala hal yang terkait dengan kapalnya.
"Kita kan masih ada rasa was-was untuk ketemu orang, untuk berada di tempat ramai, dan tentunya kalau ini kapal saya yang bertanggungjawab. Kalau misalkan ada orang yang kenapa-kenapa, pasti enggak enak rasanya. Jadi kita berusaha sebaik mungkin tentang protokol kesehatan," tutur Diandra.