Suara.com - Saat mengikuti lomba masak, peserta dituntut menyajikan makanan lezat dengan tampilan yang menarik dalam waktu yang sangat terbatas. Bagi orang awam, apalagi yang tidak terbiasa memasak, tantangan itu mungkin akan sangat memberatkan.
Seperti kebanyakan lomba lainnya, kunci memenangkan perlombaam masak juga terletak pada latihan. Menurut Executive Chef Aprez Catering, Chef Stefu Santoso, latihan jadi seorang koki untuk ikut lomba masak sangat komplek, karena banyak hal yang perlu dipertimbangkan.
"Harus latihan. Kalau kita tidak latihan, tidak bisa. Karena latihan itu mengomposisikan menu, kemudian melatih antara apa yang sudah kita komposisikan dengan timing yang ada di dalam lomba. Bisa gak kita ngejar waktu dan kita harus menyesuaikan dengan dapur," kata Chef Stefu ditemui di Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Untuk hasil yang maksimal, Chef Stefu sangat menyarankan calon peserta melakukan latihan masakan seenak mungkin dengan tekstur yang diinginkan. Kemudian, membuat plating atau susunan makanan agar terlihat cantik. Juga menyesuaikannya dengan waktu yang ditentukan saat lomba.
Baca Juga: Agar Betah di Rumah Selama Pandemi, Ini Tips Dekorasi Rumah Ala Zata Ligouw
"Latihan itu cukup kompleks. Jadi kalau sehebat apa pun orang, kalau enggak latihan pasti bisa gagal," ucapnya.
Tantangan memasak akan lebih berat jika dapur lokasi lomba berada di area terbuka. Faktor angin akan membuat api menjadi tidak stabil sehingga akan memengaruhi waktu dan tingkat kematangan makanan.
"Pasti api goyang semua karena angin. Kedua, temperatur bisa lebih cepat dingin. Jadi bukan cuma harus latihan, harus bisa mikir dan penyesuaian alat," imbuh Chef Stefu.
Oleh sebab itu, seorang koki juga perlu memiliki insting berpikir yang tepat. Meski begitu, Chef Stefu menekankan bahwa porsi latihan tetap berperan penting agar bisa memenangkan lomba.
"Insting iya ada, tapi 80 persen adalah di latihan, 20 persen untuk lokasi. Lokasi itu sama penyesuaian alat karena pasti lokasi dengan alat penyesuaian yang bisa berbeda" pungkasnya.
Baca Juga: Puluhan Chef di AS Bersatu Lawan Diskriminasi dan Kekerasan Warga Asia