Suara.com - Menurut data, pernikahan dini alias perkawinan anak-anak di bawah umur di Indonesia semakin marak, yaitu mencapai 34 ribu permohonan. Selain itu, HIV/AIDS di Indonesia saat ini sudah mencapai 398.784 kasus, dan diprediksi oleh Kemenkes akan sampai 500 ribu kasus di akhir tahun ini.
Keprihatinan ini membuat Grady Letik, William Kevin, dan Harry Dwijaya, selaku pemilik Vape East Movement mengajak Sensitif VIVO untuk berkolaborasi. Vape East Movement adalah perusahaan rokok elektrik, sementara Sensitif VIVO merupakan perusahaan yang bergerak di bidang alat kontrasepsi.
Kedua perusahaan ini sepakat untuk bergerak bersama melakukan edukasi seks.
“Seks masih menjadi topik tabu di Indonesia. Selain itu, kurangnya edukasi mengenai seks makin memperburuk kondisi," katanya.
Baca Juga: Masih Umur 5 Tahun, Pasangan Saudara Kembar Ini Dipaksa Orangtua Menikah
Menurut Grady, kerja sama ini merupakan bentuk kepedulian kedua belah pihak untuk memerangi banyaknya kasus yang diakibatkan oleh kurangnya pendidikan tentang seks, sehingga mengakibatkan tingginya angka kehamilan diluar nikah dan terjadinya penyakit menular seks, dalam hal ini HIV/AIDS.
Vape East Movement sendiri merilis produk liquid/isian vape pertama di dunia yang berkolaborasi dengan alat kontrasepsi, yang dinamai SPLITZ. Selain untuk memerangi kasus kehamilan diluar nikah dan penyakit menular seks, Vape East Movement dan VIVO ingin mengajarkan kepada masyarakat untuk tidak malu membeli alat kontrasepsi dan mau ikut serta dalam mengurangi angka pernikahan dini dan kasus HIV/AIDS.