Film Invisible Hopes, Potret Nyata Perempuan Lahirkan & Asuk Anak di Lapas

Selasa, 06 April 2021 | 18:31 WIB
Film Invisible Hopes, Potret Nyata Perempuan Lahirkan & Asuk Anak di Lapas
Gala Premier Film Invisible Hopes. (Dok. KemenPPPA RI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jika mengasuh anak dalam keadaan normal saja sudah menantang, apalagi melahirkan dan mengasuh anak di dalam penjara. Inilah yang digambarkan dalam film dokumenter Invisible Hopes, karya komunitas Lam Horas Film.

Film yang akan tayang di bioskop Indonesia pada Mei 2021 ini dibesut oleh Lamtiar Simorangkir selaku sutradara sekaligus pendidi Lam Horas Film.

"Melalui film ini, kami ingin menunjukkan realita baru yang mungkin belum banyak diketahui masyarakat, sekaligus mengampanyekan gerakan kembali ke bioskop dengan aman,” jelas Lamtiar dalam acara Gala Premier Film ‘Invisible Hopes’ di Senayan, Jakarta, dari keterangan yang diterima suara.com (6/4/2021).

Film yang proses produksinya didukung Kedutaan Besar Norwegia dan Kedutaan Besar Swiss ini, mampu menggambarkan dengan apik keterbatasan makanan bergizi, masalah kesehatan janin yang mengancam perempuan hamil, terganggunya kesehatan anak, hingga pengasuhan anak di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas).

Baca Juga: Sinopsis Dokumenter Seaspiracy, Mengungkap Tabir Rusaknya Ekosistem Laut

Lebih lanjut, Lamtiar berharap film yang dibuatnya bisa jadi bahan renungan dan sumber bahan referensi pemangku kebijakan untuk merumuskan solusi.

"Kami berharap film ini dapat menjadi bahan diskusi bagi pemerintah untuk mencari solusi bagi persoalan perempuan dan anak di dalam penjara," terang Lamtiar.

Film ini juga direspon Asisten Deputi Peningkatan Partisipasi Organisasi Keagamaan dan Kemasyarakatan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Nyimas Aliah.

Menurut Nyimas, karya seni lewat film ini bisa sebagai 'sentilan' pemangku kepentingan untuk bisa melindungi perempuan dan anak di lembaga pemasyarakatan (Lapas).

“Melalui film ini, saya merasakan begitu besarnya cinta sutradara Ibu Lam Tiar kepada perempuan dan anak,” ungkap Nyimas di acara yang sama.

Dalam film tersebut tergambar sangat jelas pemberdayaan perempuan di Lapas yang sangat minim, termasuk kebutuhan anak di lapas yang masih terabaikan.

Baca Juga: Sinopsis Film When They See Us, Ketidakadilan Terhadap Remaja Kulit Hitam

Bahkan bukan tidak mungkin perempuan dan anak mengalami kekerasan, ketidakadilan, hingga eksploitasi di lapas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI