Suara.com - Kabar bohong atau hoaks terkait vaksinasi Covid-19 masih beredar dan dipercaya masyarakat meski disebar tanpa sumber yang jelas.
Menurut Tenaga Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Donny Budi Utoyo, rata-rata ada empat sampai lima hoaks mengenai Covid-19 beredar setiap hari, mulai dari Februari 2021 hingga saat ini.
"Hoaks terkait vaksinasi sekarang ada 150, itu terhitung sejak bulan Oktober 2020. Sebenarnya jauh lebih dahsyat lagi, yakni tersebar pada 900 titik,” terangnya pada webinar Hoaks Dilawan, Jangan Biarkan, Selasa (30/3/2021).
Hal ini dibenarkan juga oleh Ketua Presidium Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia atau MAFINDI Septiaji Eko Nugroho. Ia mengatakan bagaimana hoaks telah dikemas dengan judul yang memikat dan sensasional.
Baca Juga: Indonesia Rayu Jepang Untuk Bersama-sama Terlepas dari Pandemi COVID-19
"Hoaks memang dikemas dengan judul-judul yang sensasional. Masalahnya, isu Covid-19 ini diikuti semua kalangan, berbeda dengan isu politik dan pemilu," ungkap Septiaji Eko Nugroho.
Dari keterangan Donny menjelaskan, Kemkominfo sedang menjalankan program literasi digital, salah satunya lewat program Siberkreasi.
"Sepanjang 2021 kita menargetkan 12,5 juta orang untuk mendapatkan pemahaman lietrasi digital, salah satunya melawan hoaks," tuturnya.
Di sisi lain, Septiaji menjelaskan bagiaman proses untuk membangun pemahaman literasi digital perlu waktu yang lama. "Literasi digital ini memang proses yang panjang, mungkin bisa dirasakan 5-10 tahun ke depan," ungkapnya.
Strategi komunikasi untuk mencegah hoaks juga harus didukung oleh semua kalangan ermasuk pemerintah, tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Baca Juga: Tepis Hoaks Vaksin Sinovac Haram, MUI Ungkap Hasil Audit Langsung ke China
"Memang betul pemerintah harus turun tangan, tokoh masyarakat dan tokoh agama juga harus turut membantu," ungkap Donny Budi Utoyo.