Suara.com - Malam Nisfu Syaban tahun ini yang jatuh pada Minggu, 28 Maret 2021, Ustaz Q Nuron Habibie dari Pondok Pesantren Al Ihya Bogor mengajak umat Muslim untuk merenungkan apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW, berkaitan dengan malam yang mulia ini yaitu malam Nisfu Syaban.
Kepada Suara.com, Ustaz Q Nuron mengatakan bahwa diriwayatkan dari Sayyidina Abu Musa al-Ash'ari RA. dari Nabi kita Sayyidina Muhammad SAW, beliau bersabda: “Sungguh, Allah SWT akan mendatangi hamba-hamba-Nya pada malam Nisfu Syaban dan akan memaafkan mereka, kecuali kaum musyrik dan yang sedang berselisih.” [Ibn Majah 1390, Ibn Abi Asim, dan yang lainnya]
Dalam hadits ini, ustaz yang merampungkan pendidikannya di Yaman Hadramaut ini mengajak umat Muslim merenungi beberapa poin penting keistimewaan malam Nisfu Syaban, di antaranya:
- “Sungguh, Allah SWT akan mendatangi hamba-hambaNya pada malam Nisfu Syaban.”
- Mengkhususkan malam Nisfu Syaban, dalam perhatian Allah SWT dan pengampunan-Nya kepada semua hamba-hamba-Nya.
- Alasan pengecualian kepada kaum musyrik dan yang saling berselisih dari pada pengampunan Allah SWT.
"Perhatian dan pengetahuan Allah SWT kepada apa saja yang ada dalam seluruh ciptaannya dan Allah SWT telah menyampaikan kepada kita dalam banyak ayat bahwa Allah SWT bersama hamba-hamba-Nya, mengetahui akan seluruh kondisi mereka, baik besar maupun kecilnya," terang Ustaz Q Nuron.
Baca Juga: Hari Ini Malam Nisfu Syaban 1442 H, Berikut Keistimewaannya
Allah SWT berfirman:
“Apakah kamu tidak melihat bahwa Allah SWT mengetahui segala apa yang ada di langit dan segala apa yang ada di bumi.” [Surat Al-Mujadilah, Ayat 7]
“Dan Dia bersamamu dimanapun kamu berada dan Allah SWT melihat segala apa yang kamu kerjakan.” [Surat Al-Hadid, Ayat 4]
Dan telah diriwayatkan dalam Atsar yang shahih, bahwa Allah SWT turun di tiap malam ke langit dunia, kemudian memanggil: Siapa yang berdoa maka Aku akan menjawabnya?, Siapa yang mencari pengampunan maka Aku akan mengampuninya? Siapa yang memohon maka Aku akan memberi permohonannya? Malam yang dimaksud itu ialah di waktu sepertiga malam terakhir di waktu tahajud.
"Dari apa yang disampaikan, bahwa Allah SWT mengetahui keadaan kita kapanpun dan dimanapun kita berada, namun dikhusukannya malam Nisfu Syaban, agar kita lebih memerhatikan malam itu untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Allah SWT," ujar Ustaz Q Nuron tentang keistimewaan malam Nisfu Syaban.
Baca Juga: Disebut Waktu Mulia, Ini Amalan dan Doa Malam Nisfu Sya'ban
Ia juga mengungkapkan, dari riwayat Sayyidatina Aishah RA. Nabi Muhammad SAW bersabda:
(Allah SWT turun pada malam tanggal lima belas Syaban ke langit dunia dan mengampuni lebih banyak dari jumlah bulu domba) (Al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Syaban Bulan yang Diberkahi
Ustaz Q Nuron Habibie juga mengatakan bahwa dikhususkannya malam Nisfu Syaban, karena telah disebutkan dalam riwayat yang lain tentang kemuliaan malam ini, di antaranya: Syaban adalah bulan yang diberkahi, dari Riwayat Sayyidatina Aishah RA. beliau berkata: (Saya tidak melihat Rosulullah SAW memperbanyak puasa selain di Bulan Ramadon, seperti berpuasa di Bulan Syaban) . [HR Al-Bukhari dan Muslim].
Dari Riwayat Sayyidina Usamah bin Zaid RA. beliau berkata: Aku berkata: Ya Rasulullah, aku tidak melihatmu berpuasa dibulan lain seperti engkau berpuasa di bulan Syaban, Rasulullah menjawab: Karena bulan ini, adalah bulan yang sering dilupakan oleh banyak orang, bulan yang berada di antara Rajab dan Ramadan. Bulan ini, dimana semua amalan akan diangkat dan dihadapkan kehadapan Allah SWT, maka aku ingin ketika diangkatnya amalanku ini disaat aku sedang berpuasa. [Al-Nasa'i]
Alasan mengecualikan Musyrik dan Musyahin dari pengampunan
Dalam hadits, kata Ustaz Q Nuron Habibie, itu terdapat penjelasan tentang sifat umum pengampunan Allah SWT bagi semua ciptaan-Nya, kecuali musyrik dan musyahin.
"Adapun orang musyrik, dia adalah orang yang menyembah selain Allah SWT," imbuhnya.
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya Allah SWT tidak mengampuni seseorang yang menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan mengampuni dosa yang lainnya kepada orang yang dikehendaki. [Surat An-Nisa, Ayat 48]
Adapun musyahin, dia adalah: pembenci, saling bermusuhan, pemutus silaturrahmi, memalingkan badan dihadapan saudaranya muslim, pendendam dan iri hati. Semua ini adalah sifat musyahin yang dapat menimbulkan kerusakan, dalam suatu Hadits telah disebutkan:
“Penyakit Umat terdahulu, yang mungkin ada pada kalian, yaitu Iri hati dan saling membenci. dan itu adalah pencukur. Aku tidak mengatakan mencukur rambut, tetapi dapat mencukur agama, dan Aku bersumpah, Kalian tidak akan masuk Surga, sampai kalian Beriman, dan tidak sempurna keimanan kalian sampai kalian saling mencintai, maukah kuberitahu kalian sesuatu yang jika kalian melakukakannya akan terjalin rasa cinta di antara kalian, yaitu sebarkanlah salam di antara kalian.” [Al-Tirmidzi]
Lantas, bagaimana cara kita dalam memuliakan malam Nisfu Syaban?
Ustaz Q Nuron Habibie mengatakan bahwa memuliakan malam Nisfu Syaban dengan memperbanyak ibadah, minimal dari setelah Shalat Magrib sampai Shalat Isya, dengan memperbanyak shalat sunnah, memperbanyak bacaan Alquran, berdoa atau bermunajah, kemudian diniatkan untuk melaksanakan shalat Shubuh berjamaah keesokan harinya.
"Dengan melakukan berbagai amalan dan ibadah tersebut, berarti kita telah menghidupkan malam Nisfu Syaban," imbuhnya.
Atau, lanjut Ustaz Q Nuron Habibie, bisa juga dengan melakukan apa yang dibiasakan oleh orang-orang shaleh terdahulu, seperti membaca Surat Yasin tiga kali, di waktu antara Magrib dengan Isya.
"Dengan niat: pertama, semoga Allah ampunkan segala dosa dan kesalahannya, juga dikuatkan iman dan Islamnya sampai wafatnya. Kedua, semoga Allah panjangkan umurnya dalam keadaan sehat walafiat dan digunakan kesempatannya itu hanya untuk beribadah. Ketiga, semoga Allah meluaskan rezekinya dengan rezeki yang halal, banyak Keberkahannya dan digunakan untuk bekal ibadah kepada Allah SWT," urainya merinci.
Kemudian membaca doa setelah shalat ba’diah Isya, dengan doa berikut ini:
Bismillahirrohmaanirrohim. Allahuma Sholli Ala Sayyidina Muhammad Wa' ala aalihi wa shohbihi wa sallam. Allahumma ya dzal manni wa la yumannu 'alaika, ya dzal jalali wal ikram, ya dzat thowli wal in'am, la ilaha illa anta dzohrollaajiin wa jaarol mustajiiriin wa ma'manal khoo'ifin. Allahumma in kunta katabtani 'indaka fî ummil kitabi syaqiyyan aw mahruman aw mathruudan aw muqotarron 'alayya fir rizqi, famhullahumma bifadhlika syaqowati wa hirmaani wa thordii wa iqtaaro rizqi wa atsbitni 'indaka fii ummil kitaabi sa'iidan marzuukon muwaffakon lil khoiroot, Fa innaka qulta wa qowlukal haqqu fi kitabikal munazzali 'ala lisani nabiyyikal mursali, yamhullaahu ma yasya'u wa yutsbitu wa 'indahu ummul kitab. Ilaahi bittajallil a'dzhomi fi lailatin nishfi min sya'banal mukarrom allati yufroqu fii ha kullu amrin hakiimin wa yubrom, As'aluka an taksyifa 'annaa minal balaa imaa na'lamu wa maa laa na'lamu wa maa anta bihi a'lamu innaka antal a'azzul akrom. Wa shollallahu ta'aala 'ala sayyidina Muhammadin wa 'ala aalihi wa shohbihi wa sallam."
Artinya:
“Ya Allah berikan rahmat beserta keselamatan kepada junjungan kita Nabi Muhammad dan Keluarga serta para Sahabatnya. Ya Allah, Dzat Pemilik anugrah, bukan penerima anugrah. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Wahai dzat yang memiliki kekuasaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan selain Engkau. Engkaulah penolong para pengungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi keamanan bagi yang ketakutan. Ya Allah, jika Engkau telah menulis aku di sisi-Mu di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit rezeki, maka hapuskanlah, wahai Allah, dengan anugrah-Mu, dari Ummul Kitab akan celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezeki, dan tetapkanlah aku di sisi-Mu, dalam Ummul Kitab, sebagai orang yang beruntung, luas rezeki dan memperoleh taufik dalam melakukan kebajikan. Sungguh Engkau telah berfirman dan firman-Mu pasti benar, di dalam Kitab Suci-Mu yang telah Engkau turunkan dengan lisan nabi-Mu yang terutus: “Allah menghapus apa yang dikehendaki dan menetapkan apa yang dikehendaki-Nya dan di sisi Allah terdapat Ummul Kitab.” Wahai Tuhanku, demi keagungan yang tampak di malam pertengahan bulan Syaban nan mulia, saat dipisahkan segala urusan yang ditetapkan dan yang dihapuskan, hapuskanlah dariku bencana, baik yang kuketahui maupun yang tidak kuketahui. Engkaulah Yang Mahamengetahui segala sesuatu yang tersembunyi, demi Rahmat-Mu wahai Tuhan Yang Maha Mengasihi. Semoga Allah melimpahkan solawat dan salam kepada junjungan kami Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat beliau."