Suara.com - Humor penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pekerjaan. Namun banyak perusahaan dan institusi pendidikan yang belum menyadari manfaat humor di lingkungan pekerjaan maupun lingkungan akademis.
“Humor itu penting di dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pekerjaan. Tapi sebenarnya banyak sekali perusahaan maupun institusi pendidikan yang belum menyadari manfaat humor di lingkungan mereka,” ungkap Novrita Widiyastuti, CEO IHIK3 dan Humor Justice Warrior.
Dalam sesi webinar Humor Resources Department Jumat (26/3/2021), ia mengatakan agar perusahaan dan institusi pendidikan memasukkan humornya di masa pandemi sekarang.
“Sementara, apalagi di institusi pendidikan dan perusahaan di Indonesia, belum menyadari pentingnya humor. Di Stanford mereka sudah membuat mata kuliah yang namanya Humor Serious Business. Ini mata kuliah yang bisa diambil di S2 Marketing,” paparnya.
Baca Juga: Cewek Ini Mendadak Sial Pas Lagi Main HP, Publik Malah Kompak Menertawakan
Tak hanya itu, menurut Yasse Fikry, CCI IHIK3 dan juga komedian, humor suasana kantor juga penting.
“Sangat penting karena suasana kantor yang tidak nyaman akan membuat suasana kerja jadi tidak kondusif. Maka humor akan jadi pelumas komunikasi serta pembangkit suasana gembira antar karyawan, tentunya dengan tetap memperhatikan etika dan melihat siapa yg diajak berhumor,” ungkapnya saat dihubungi Suara.com.
Ia menjelaskan bagaimana contoh humor di kantor, yaitu dengan memanfaatkan untuk saling melontarkan jokes saat dalam suasana kantor maupun rapat.
“Atau ada perusahaan yang menerapkan humor di kantor dengan cara setiap rapat harus diawali dengan cerita lucu, atau dengan menerapkan pemberian penghargaan yang sengaja dikarang-karang seperti pemberian penghargaan kepada karyawan yang ketawanya paling sering, penghargaan kepada karyawan yang paling jarang marah, dan penghargaan kepada karyawan yang paling lucu,” paparnya.
Ia kembali mengatakan, Institusi pendidikan sekarang menghadapi tantangan terbesar. Seperti pengajar yang menggunakan pola lama seperti pengajar killer.
Baca Juga: Kapal Nyaris Tenggelam, Kapten Ini Tertawa dan Tetap Santuy Hadapi Situasi
“Itu membuat mahasiswa menjadi tertekan dan target penyampaian materi menjadi sia-sia. Di sisi lain, pengelolaan institusi pendidikan juga membutuhkan sentuhan humor bukan dikelola dengan tidak serius. Akan tetapi, pengelolaan lingkungan kerja yang lebih humoris dengan tanpa meninggalkan etika pendidikan,” tutupnya.