Suara.com - Humor menjadi penting dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia pekerjaan. Namun banyak perusahaan dan institusi pendidikan yang belum menyadari manfaat humor di lingkungan pekerjaan maupun lingkungan akademis.
“Humor itu penting di dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pekerjaan. Tapi sebenarnya banyak sekali perusahaan maupun institusi pendidikan yang belum menyadari manfaat humor di lingkungan mereka,” ungkap Novrita Widiyastuti, CEO IHIK3 dan Humor Justice Warrior.
Dalam sesi wawancara, Yasse Fikry seorang CEO IHIK3 dan juga komedian itu mengungkap perbedaan humor dan dark jokes atau komedi hitam.
“Humor itu mindset, sedangkan dark jokes itu tools-nya. Penjelasanya seperti ini, humor itu gaya hidup sedangkan dark jokes adalah jenis jokes kelam yg mudah menertawakan apapun termasuk kemalangan orang lain,” ungkapnya.
Baca Juga: 6 Fakta Drama She Would Never Know yang Dibintangi Won Jin Ah
Mengenai tanggapan anak muda yang lebih menyukai dark joke, ia mengatakan bahwa humor tersebut adalah humor khas generasi saat ini. "Jangan dimusuhi, dan kalau nggak nyaman silahkan hindari tapi jangan dilarang," jelasnya.
Menurut studi Medical University of Vienna, dark jokes merupakan humor tingkat tinggi. Dalam sebuah eksperimen yang dipimpin oleh psikolog Ulrike Willinger, mmenemukan bahwa partisipan yang menghargai lelucon ini kurang agresif dibandingkan partisipan yang memiliki selera humor yang lebih konvensional (seperti humor pada umumnya yang mudah dicerna).
Lewat penemuan yang dibagi dari tiga kelompok, kelompok terakhir merupakan partisipan tinggi terhadap dark jokes. Selain itu, Yasse Fikry juga mengungkap, bahwa humor tidak harus membuat orang tertawa.
"Orang berpikir bahwa humor harus membuat orang tertawa, nggak harus. Apakah wajib lucu? Beberapa orang percaya mitosnya, untuk mendapat manfaat humor agar menjadi lucu itu nggak bener, cukup tertawa bersama orang lain itu sudah cukup," tutupnya.
Baca Juga: Song Hye Kyo Akui Ingin Main Drama Komedi Romantis