Suara.com - Belanja online semakin menjadi alternatif masyarakat di masa pandemi, untuk memenuhi kebutuhan sekaligus mengurangi risiko penyebaran virus di tempat ramai.
Hal ini terlihat pada riset yang dilakukan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) bersama Tokopedia pada 2020.
Riset tersebut mencatat rata-rata pengeluaran bulanan konsumen sebelum dan saat pandemi di Tokopedia meningkat 71 persen. Di mana ada peningkatan pada kebutuhan kesehatan, hobi, dan tagihan.
“Platform belanja online Tokopedia semakin diandalkan berbagai kalangan. Konsumen baru dari kalangan ibu rumah tangga, pelajar, mitra aplikasi online, wirausaha tanpa karyawan dan pekerja lepas meningkat di masa pandemi," jelas Kepala LPEM FEB UI, Riatu Mariatul Qibthiyyah dalam jumpa pers pada Rabu (24/3/2021).
Baca Juga: Ojol Dapat Pesanan Fiktif, Uang Rp 400 Ribu Hilang Diganti Batu dan Kain
Hal ini diakui oleh Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni. Menurut dia, di Tokopedia sendiri, terdapat pertumbuhan jumlah pengguna aktif bulanan dari yang semula lebih dari 90 juta sebelum pandemi pada Januari 2020, menjadi lebih dari 100 juta saat ini.
Riset LPEM FEB UI di sisi lain juga mencatat 7 dari 10 pelaku usaha di Tokopedia mengalami kenaikan volume penjualan dengan sebesar 133 persen.
Riset tersebut mengungkapkan tiga provinsi dengan peningkatan penjualan pelaku usaha tertinggi di Tokopedia, yaitu NTB (144,6%), Sulawesi Tengah (73,4%) dan Sulawesi Selatan (73,3%).
Sementara tiga provinsi dengan peningkatan jumlah pelaku usaha tertinggi di Tokopedia selama pandemi adalah Bali (66,2%), Yogyakarta (42,2%) dan DKI Jakarta (28,3%).
"Sebesar 68,6% penjual yang bergabung dengan Tokopedia pada saat pandemi merupakan pencari nafkah tunggal di keluarga," tutup Riatu.
Baca Juga: Lion Parcel Resmi Perkuat Sistem Pengiriman Lazada Logistics