Suara.com - Tumpukkan sampah sudah bukan isu baru di Indonesia termasuk Jakarta. Tak hanya di daratan, sampah juga mudah ditemukan di perairan Ibukota tersebut.
Penumpukan sampah laut ternyata tidak hanya mencemari lingkungan tapi juga merugikan kapal-kapal yang lalu lalang untuk berlayar.
Pemiliki kapal pinisi Augustine Phinisi, Diandra Hadi bercerita bagaimana pengalamannya selama melayani perjalanan wisata ke Kepulauan Seribu.
Ia mengatakan, mesin kapal bisa mampet sewaktu-waktu akibat sampah yang masuk dan tersedot.
Baca Juga: Istana: Kapal Wartawan Terbalik saat Berlayar di Luar Agenda Presiden
"Pendingin mesin itu kan narik air dari laur lewatin pipa-pipa, dindingnya mesin, nanti dia keluar lagi. Tapi karena di sini sampahnya banyak banget, jadi yang sering kesedot sampah. Kalau ke sedot sampah itu mesinnya mampet. Itu sering banget terjadi," cerita Diandra ditemui di Ancol, Jakarta, Selasa (23/3/2021).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Diandra harus menyediakan dua generator listrik atau genset sebagai antisipasi sewaktu-waktu salah satu genset mampet akibat sampah.
Dengan begitu, maka kapal tetap bisa berjalan dengan memakai genset cadangan. "Itu menyusahkan banget," keluh Diandra.
Kondisi itu sering terjadi ketika laut dipenuhi sampah, terutama setelah hujan. Jika sudah seperti itu, Diandra mengaku, mesin kapalnya bisa saja mampet hingga lima menit sekali.
"Jadi kita punya orang mesin dua, selalu jagain. Kita di samping kanan, kiri ada tempat pembuangan air, kalau (mesin) itu mampet, keliatan, enggak keluar airnya. Harus ganti mesin," ucapnya.
Baca Juga: Kapal Rombongan Wartawan Istana Terbalik, BPBD Klaim Tak Ada Korban Jiwa