Masih Muda Tapi Sering Galau? Mungkin Kamu Mengalami Quarter Life Crisis

Selasa, 23 Maret 2021 | 07:50 WIB
Masih Muda Tapi Sering Galau? Mungkin Kamu Mengalami Quarter Life Crisis
ilustrasi galau, quarter life crisis. (Pexels/RODNAE Productions)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lulus sekolah, kemudian memasuki dunia kerja, tapi kenapa malah galau dan gelisah? Mungkin kamu tengah mengalami fase quarter life crisis atau krisis seperempat abad.

Quarter life crisis memang kerap terjadi di rentang usia 18–30 tahun, ditandai dengan perasaan tidak memiliki arah dan tujuan dalam hidup, khawatir, bingung, dan galau akan ketidakpastian kehidupannya di masa mendatang. Umumnya, kekhawatiran ini meliputi masalah relasi, percintaan, karier, dan kehidupan sosial.

Tapi kamu sebenarnya tidak perlu khawatir. Quarter life crisis adalah hal yang normal terjadi. Sederhananya, ini merupakan periode pencarian jiwa yang intens dan stres yang terjadi di pertengahan usia 20-an hingga awal 30-an, di mana orang yang mengalaminya merasa sangat bersemangat dan cerdas, tetapi merasa tidak mampu mencapai potensi terbaik mereka meski telah berusaha. Demikian dikatakan Nathan Gehlert, Ph.D., seorang psikolog dari Washington D.C, melansir dari The Muse.

Krisis ini bisa terjadi pada kamu yang tak kunjung mendapat pekerjaan impian meski gelar cum laude telah diraih. Bahkan, krisis ini juga bisa dialami oleh kamu yang sudah mendapatkan pekerjaan impian setelah kuliah, tetapi menemukan fakta bahwa kehidupan di balik meja ternyata menghambat kreativitasmu.

Baca Juga: Viral Pria Galau di Balkon Rumah, Malah Dapat Ucapan Sayang dari Tetangga

Lalu, adakah solusi untuk mengatasi quarter life crisis ini? Ada. Meski hidupmu tak bisa langsung sempurna, namun cobalah lakukan beberapa langkah kecil berikut untuk menenangkan pikiran.

1. Cari dukungan
Gehlert menegaskan bahwa perempuan biasanya lebih mudah menghadapi berbagai jenis krisis, karena mereka cenderung lebih sering mencari dukungan daripada laki-laki.

“Hal terbaik dan pertama yang harus Anda lakukan jika Anda merasa buntu dan tidak bahagia adalah mulai berbicara dengan teman Anda,” katanya.

Menurutnya, sangat penting untuk memiliki seseorang yang dapat membuat kamu benar-benar bisa jujur dan terbuka.

2. Lakukan hal lain di luar pekerjaan
Tak apa-apa jika kamu merasa pekerjaanmu saat ini membelenggu. Tapi, alih-alih terus menggerutu, cobalah salurkan rasa frustrasi, kecemasan, dan ketidakbahagiaan ke dalam hal lain.

Baca Juga: Buat Aturan Nabung Rp 50 Ribu Tiap Galau, Aksi Wanita Ini Panen Pujian

Misalnya, dengan menjadi sukarelawan, menulis blog, atau bahkan bisnis sampingan kecil yang Anda sukai. Siapa tahu, lewat pekerjaan sampingan, kamu justru menemukan kebahagiaan karier yang sesungguhnya.

3. Jangan biarkan gelarmu membelenggumu
Banyak lulusan baru merasa frustasi ketika tak kunjung mendapat pekerjaan, dan merasa telah salah memilih jurusan. Padahal, tidak harus demikian. Jangan biarkan gelarmu menentukan pekerjaanmu. Kamu tidak selalu membutuhkan gelar untuk mengejar sesuatu.

Boleh juga mempertimbangkan untuk mempelajari hal baru — dengan mengambil kursus online singkat untuk memperluas keahlian dan pengetahuanmu.

4. Katakan pada dirimu bahwa ini adalah fase normal
Ingatlah bahwa kamu saat ini sedang melalui tahap kehidupan yang sementara, dan normal. Ini adalah fase yang harus kamu lalui untuk beralih dari seorang anak yang terbiasa diberi tahu apa yang harus dilakukan — menjadi orang dewasa yang harus memikirkan segalanya untuk diri mereka sendiri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI