Dear Tukang Tahu Bulat, Pengusaha Ini Bagikan Tips Jualan Agar Naik Kelas

Jum'at, 19 Maret 2021 | 18:50 WIB
Dear Tukang Tahu Bulat, Pengusaha Ini Bagikan Tips Jualan Agar Naik Kelas
Tahu bulat (Resepkoki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengusaha Perry Tristianto mengaku gemas melihat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang sudah ada dan terkenal di masyarakat namun tidak bisa melihat peluang untuk berinovasi.

Pengusaha fesyen sekaligus pemilik Floating Market dan De Ranch Bandung, Jawa Barat itu mencontohkan pedagang tahu bulat keliling, yang saat ini sudah amat dikenal oleh masyarakat Indonesia.

Berbicara dalam webinar bertajuk Adaptasi dan Teknologi UMKM bersama Suara.com, Perry menyayangkan pedagang tahu bulat yang tidak bisa berinovasi, sehingga omset dan pasarnya hanya orang kelas menengah.

"Jual tahu bulat di daerah Dago, Bandung atau di daerah Menteng, Jakarta Pusat Rp 5 ribu. Siapa yang beli? Satpam. Kenapa gak jual Rp 20 ribu?," ungkap Perry, Jumat (19/3/2021).

Baca Juga: JNE: Tantangan Pelaku UMKM adalah Biaya Logistik yang Mahal

Ia melanjutkan bagaimana tahu bulat bisa dikemas lebih menarik dengan aneka rasa yang beragam, ditambah kualitas dan rasa yang terus dijaga dan ditingkatkan.

Dengan cara itu, Perry yakin penjual tahu bulat bila berjualan di Menteng Jakarta atau kawasan Dago Bandung dan kawasan elit lainnya dengan produk berkualitas dan berkembang, sekaligus penjualan akan meningkat.

"Setelah begitu, saya yakin yang beli nggak hanya satpam tapi pemilik rumah yang dijaga satpam juga akan keluar untuk membeli," ungkap Perry.

Selebihnya Perry memuji para UMKM yang menciptakan dan mencari pasarnya sendiri, terbukti adanya distributor, agen hingga reseller yang menjual produk UMKM tersebut.

Kata Perry, ini adalah sistem keunggulan tersendiri yang dimiliki UMKM, karena apabila UMKM terjun di marketplace, jadi tidak terlalu menonjol, bahkan tidak kuat dengan persaingan harga yang kerap tidak masuk akal.

Baca Juga: Menkop Teten Masduki Sebut APD Made in Indonesia Laku di Luar Negeri

"Di marketplace produk UMKM tidak kelihatan. Karena produk lain impor lebih disenangi, karena harganya sangat tidak masuk akal. Bayangin daster Rp 39 ribu, UMKM tidak bisa bikin begitu, mereka saat ini sangat sukses dengan cara mereka menjalankannya," pungkas Perry.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI