Menkop Teten Masduki Sebut APD Made in Indonesia Laku di Luar Negeri

Jum'at, 19 Maret 2021 | 16:24 WIB
Menkop Teten Masduki Sebut APD Made in Indonesia Laku di Luar Negeri
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki dalam webinar yang digelar Suara.com, bertajuk Adaptasi dan Teknologi, Kiat UMKM Lokal Terus Berkembang di Tengah Pandemi, Jumat (19/3/2021). [Suara.com/Reza Gunadha]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fakta menarik diungkap Menteri Koperasi dan UMKM Republik Indonesia, Teten Masduki. Berbicara dalam webinar 'Adaptasi dan Teknologi UMKM' bersama Suara.com, Teten  mengatakan bagaimana Indonesia mampu mengekspor produk UMKM, meski secara keseluruhan tingkat ekspor menurun.

"Nilai ekspor total Januari sampai Desember 2020 itu mencapai 163,31 miliar USD, turun menjadi 2,61 persen dibandingkan tahun 2019. Jadi dari angka ekspor kelihatan kita terganggu," ujar Teten, Jumat (19/3/2021).

Teten mengatakan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, Indonesia berhasil mengekspor barang kebutuhan pandemi seperti Alat Pelindung Diri (APD) termasuk di antaranya masker kain.

"Ekspor masker dan APD nilainya Rp 3,4 triliun selama tahun 2020. Di antaranya masker yang dibikin dari kain, yang diproduksi industri tekstil dalam negeri, baik skala kecil dan menengah, yang tentu sudah memenuhi persyaratan kesehatan," terang Teten.

Baca Juga: Teten Masduki Prediksi 2021 Jadi Tahun Kebangkitan Fesyen Muslim Indonesia

Masker kain karya produsen UMKM ini, lanjutnya, jadi bukti pandemi Covid-19 bisa jadi peluang, dan Indonesia tidak perlu mengimpor APD dengan memperbaiki kualitas produk dalam negeri, ditambah meningkatkan pelayanan terhadap konsumen.

Selebihnya Teten bersyukur sudah banyak UMKM yang berinovasi terhadap produknya, dan beralih ke sistem penjualan digital. Jumlah pelaku usaha yang mulai berdaptasi ke digital meningkat drastis dalam waktu satu tahun.

"Alhamdulillah UMKM berdaptasi ke ekosistem digital sudah 12 juta pelaku usaha atau sekitar 19 persen di awal 2020. Di tahun lalu itu baru tercapai 12 persenan (yang beradaptasi ke digital). Kita sekarang sudah 19 persen dan akselerasi yang cukup membanggakan," pungkas Teten.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI