Sudah Dilarang, Plasenta Bayi Masih Diminati Untuk Dikonsumsi di China

Rabu, 17 Maret 2021 | 12:29 WIB
Sudah Dilarang, Plasenta Bayi Masih Diminati Untuk Dikonsumsi di China
Ilustrasi plasenta manusia. (Shutterstocks)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Plasenta merupakan organ yang terbentuk dan menempel pada dinding rahim sejak awal kehamilan. Dalam banyak budaya, setelah persalinan, biasanya plasenta dikubur atau dibuang menjadi limbah medis. 

Tapi, tidak di China. Permintaan plasenta segar manusia cukup besar di negara tersebut untuk dikonsumsi. Bahkan, dikutip Global Times, plasenta masih terus dijual di pasar gelap, bertahun-tahun setelah negara itu melarang jual beli plasenta atau yang biasa dikenal di sebagai ari-ari ini.

Sebuah media China menginvestigasi orang-orang dalam industri ilegal ini pada hari Senin lalu. Di mana, para penjual membeli plasenta segar yang masih memiliki bau darah yang kuat dari rumah sakit, rumah duka, dan pabrik pengolahan limbah medis masing-masing seharga sekitar 80 yuan atau sekitar Rp177 ribuan.

Selanjutnya, mereka akan menjualnya ke toko-toko ilegal beberapa ratus yuan setelah diproses, kata sebuah laporan investigasi diterbitkan di thepaper.cn. Dalam kesempatan lain, Global Times juga menemukan bahwa banyak plasenta dijual di situs web belanja termasuk Xianyu, platform perdagangan barang bekas dari Alibaba.  

Baca Juga: Tulis Surat, Chrissy Teigen Curhat Hasil Diagnosis Dokter sebelum Keguguran

Jual beli plasenta manusia ilegal. (Dok: thepaper.cn )
Jual beli plasenta manusia ilegal. (Dok: thepaper.cn )

Sebagian besar penjual menggunakan nama yang tidak jelas untuk mendeskripsikan produk mereka, alih-alih langsung mengiklankannya sebagai plasenta. Salah satu pengecer menjual plasenta masing-masing seharga 360 yuan atau sekitar Rp798 ribu di Xianyu. 

"Saya bisa memotong harga menjadi 260 yuan (Rp577 ribu) jika Anda membeli lebih banyak. Kami membeli bahan mentah dengan harga 2.000 yuan (Rp4,4 juta) per kilogram," kata penjual tersebut pada reporter Global Times.

Penjual menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut, mengatakan dia takut platform tersebut mengetahui bahwa dia melanggar peraturan perdagangan online.

Saat ini, rumah sakit di China biasanya akan mengembalikan plasenta kepada pemiliknya atau membuangnya sebagai limbah medis jika ibu baru tidak menginginkannya, menurut Huang Chengsheng, dokter kandungan di Rumah Sakit Rakyat Keenam Shanghai.

Namun, tak sedikit ibu baru memilih untuk membawa pulang plasenta mereka dan memakannya, kata Huang. Kebiasaan ini sudah sangat umum di China. Terutama bagi orang tua, yang percaya, plasenta manusia kaya nutrisi dan baik untuk kesehatan mereka.

Baca Juga: Plasenta Lemah, Chrissy Teigen Curhat Alami Komplikasi Kehamilan

Seperti seorang ibu dari bayi berusia 22 bulan dari Provinsi Shaanxi, China Barat Laut. Ia mengatakan bahwa sebelum dia melahirkan, ibu dan ibu mertuanya telah meminta plasentanya. Keduanya ingin memakan plasentanya untuk menyehatkan tubuh, kenang ibu bermarga Chen tersebut. Tapi Chen meminta rumah sakit membuang plasentanya.  

"Saya tidak ingin mereka memakannya. Itu menjijikkan," kata dia.

Seorang ibu lain di Shanghai, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa setelah melahirkan, dia mengirim plasentanya ke toko terdekat di dekat rumah sakit untuk diolah menjadi bubuk dan dimasukkan ke dalam kapsul.

"Itu untuk ayah mertua saya, yang kesehatannya buruk,” katanya kepada Global Times, mengatakan bahwa pemrosesannya cepat dan biayanya kurang dari 500 yuan atau sekitar Rp1,1 jutaan.

Mengolah plasenta menjadi kapsul juga telah menjadi bisnis di China, karena beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman untuk memakannya secara langsung. Seorang pengusaha wanita yang terlibat dalam pemrosesan plasenta di Provinsi Zhejiang, China Timur, mengatakan bahwa dia menyediakan layanan dari pintu ke pintu untuk keluarga yang baru saja melahirkan anak.

Dia berkata bahwa dia memiliki lebih sedikit pelanggan dalam beberapa tahun terakhir karena dia tidak lagi diizinkan untuk memposting iklan untuk bisnis ini di platform online legal.  

"Tapi sebenarnya permintaan masih kuat,” tambahnya, mengingat masih banyak orang yang menanyakan di mana mereka bisa mengolah plasenta.

Sementara, ahli pengobatan tradisional China dan apoteker yang diwawancara Global Times mengungkap bagaimanapun, mengonsumsi plasenta sebenarnya tidak terlalu bermanfaat dan menimbulkan risiko kesehatan.

"Dalam pengobatan tradisional China kuno, plasenta manusia digunakan untuk meningkatkan kekebalan, atau untuk mengobati asma dan bronkitis," kata seorang apoteker pengobatan tradisional China bermarga Yao, yang bekerja di rumah sakit umum di Provinsi Hunan, China Tengah. 

Sayangnya, mengonsumsi plasenta sebenarnya tidak pernah menyembuhkan seperti yang dipikirkan banyak orang, kata Yao. Lebih buruk lagi, beberapa plasenta manusia mungkin mengandung virus menular seperti HIV, Hepatitis B dan Sifilis, kata Huang.  

"Orang mungkin terinfeksi ketika mereka makan plasenta yang tidak sehat,” katanya kepada Global Times.

Perdagangan gelap plasenta di China sebenarnya dapat dihukum berdasarkan Peraturan Administrasi Limbah Medis, meskipun tidak ada undang-undang yang secara khusus menargetkannya, kata ahli hukum, Zhang Bo. Pelanggar aturan biasanya hanya membayar denda tidak lebih dari lima kali lipat keuntungan ilegal, katanya.

Zhang menyarankan pihak berwenang meningkatkan tindakan keras terhadap perdagangan ilegal melalui hukuman yang lebih berat.  

"Jika denda dinaikkan menjadi, misalnya, 50 kali lipat dari jumlah keuntungan ilegal, pelanggar mungkin berpikir dua kali tentang biaya kejahatan mereka," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI