Suara.com - Pandemi Covid-19 tidak hanya menghantam ekonomi, tapi juga pendidikan generasi muda dunia termasuk di Indonesia.
Hantaman pandemi bahkan dikhawatirkan 'menggagalkan' target lahirnya generasi emas Indonesia 2045, benarkah?
Direktur Utama Adira Insurance, Zurich Group, Hassan Karim mengatakan kekhawatiran ini bisa terjadi, karena adanya kesenjangan digital saat pandemi antara anak muda di desa dan di perkotaan yang lebih didukung akses dan infrastruktur digital.
"Kualitas hidup generasi muda merupakan hal yang sangat penting, mengingat bahwa merekalah yang akan memimpin negeri ini pada 20 hingga 30 tahun mendatang. Dengan Visi Generasi Emas Indonesia 2045, situasi ini menjadi kian menantang dan semakin penting untuk ditangani," ujar Hassan dalam keterangan pers, Senin (15/3/2021).
Baca Juga: Biaya Haji Bakal Naik, Menag Minta Sinkronisasi Prokes dengan Transportasi
Kekhawatiran selaras dengan data UNICEF 2020 yang menunjukkan 30 persen pelajar di di seluruh dunia kekurangan akses dan infrastruktur teknologi untuk berpartisipasi dalam pembelajaran daring.
Bahkan di Indonesia, data Agustus 2020 oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, menyatakan bahwa lebih dari 42.000 sekolah masih belum mendapat akses internet.
Diakui Hassan masalah pendidikan ini memang tidak akan terlihat secara langsung, namun bukan berarti diabaikan dan tidak ditangani karena mempengaruhi masa depan bangsa.
"Kami memahami bahwa anak muda Indonesia memiliki karakteristik yang unik. Maka, solusinya pun harus dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan dan kekhawatiran mereka,” tutur Hassan.
"Salah satunya diwujudkan lewat program magang virtual selama 3 hingga 12 bulan untuk mahasiswa semester akhir dan fresh graduate yang bertujuan untuk membantu generasi muda membekali diri mereka dengan keterampilan di dunia kerja," pungkas Hassan.
Baca Juga: Uji Coba Sekolah Tatap Muka di Kabupaten Bogor bisa Dilaksanakan