3. Syaban bulan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Ustaz Q Nuron Habibie mengatakan bahwa Rajab disebut sebagai bulan istighfar, sedangkan Syaban disebut bulan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Ayat yang memerintahkan agar setiap orang yang beriman memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, diturunkan pada bulan ini, yaitu Surat Al-Ahzab ayat 56:
“Sesungguhnya Allah beserta Para Malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, maka hai kalian orang-orang yang beriman bershalawatlah kepadanya dan ucapkanlah Salam untuknya”.
4. Di dalamnya terdapat malam Nisfu Syaban.
Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dari Sahabat Nabi yang bernama Sayyidina Abu Musa Al’Asy’ari RA, bahwasannya Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT akan memandang hamba-hambanya pada malam Nisfu Syaban (yaitu malam ke-15 di bulan Syaban), maka Allah ampunkan semua dosa setiap makhluk-Nya kecuali orang yang sedang dalam keadaan Musyrik dan Musyahin (yaitu yang senang menyulutkan api permusuhan)”.
"Seperti yang disampaikan di atas, kita sebagai umat Rasulullah SAW, diperintahkan mengikuti kebiasaan Rasulullah untuk memperbanyak amal Shaleh di antaranya berpuasa," terang Ustaz Q Nuron Habibie yang menjabat sebagai Ketua MUI Kelurahan Pasir Kuda, Bogor.
Baca Juga: Amalan Sunah Bulan Syaban, Sambut Ramadan Penuh Kemuliaan
Puasa itu sendiri, sambung dia, banyak manfaatnya, di antaranya membuat tubuh sehat, seperti sabda Nabi Muhammad SAW: “Berpuasalah, dengan engkau berpuasa badan engkau akan sehat”.
"Dan, dengan puasa menjadikan kita lebih sayang dan perhatian kepada saudara-saudara kita yang sering merasa kelaparan, maka kita tidak pelit untuk berbagi makanan dengan mereka dan kita semakin bersyukur kepada Allah, atas kenikmatan yang saking banyaknya kita takkan sanggup menghitung satu persatu semua Nikmat itu, yang datang semuanya itu dari Allah SWT," urai Ustaz yang menyelesaikan pendidikannya di Yaman Hadramaut ini.
Lantas, seperti apa tata cara puasa sunnah Syaban dan berapa lama puasanya? Ustaz Q Nuron Habibie menuturkan bahwa tata cara puasa Syaban tidak berbeda dengan puasa lainnya, yaitu niat dan menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan puasa, dari mulai terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.
"Niat yang kita baca, sunnah diucapkan dengan lisan dan wajib untuk dilintaskan dalam hati, bahwa kita niat berpuasa pada hari itu, baik puasa yang wajib seperti Ramadan atau yang sunnah seperti niat puasa senin kamis atau puasa pada bulan Syaban ini," jelasnya.
Adapun yang dimaksud dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, berhubungan badan di siang hari. "Bukan hanya itu saja yang harus dihindari, tapi juga dari segala sifat atau perbuatan buruk dan prasangka buruk kepada orang lain," imbuh lelaki berkacamata ini.
Untuk berapa hari puasanya, Ustaz Q Nuron Habibie mengatakan, boleh sebulan penuh atau sebagiannya, seperti puasa yang dibarengi dengan puasa sunnah Senin Kamis atau Ayyamul Bidh (13, 14 dan 15 di tiap bulan Hijriyah), atau minimalnya diniatkan puasa sunnah di hari pertamanya.
Baca Juga: Ini Amalan pada Jumat Terakhir Bulan Rajab
"Khasiat atau keutamaan berpuasa di bulan Syaban sangat banyak, dan yang paling istimewanya yaitu kita niatkan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW. Ini dikarenakan, seseorang yang mengikuti kebiasaan orang lain, itu tandanya bahwa orang itu mencintainya, dan nanti di akhirat setiap orang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya. Semoga kita semua dikumpulkan bersama Nabi Muhammad SAW di Surga Firdaus yang paling tinggi. Aamiin Ya Rabbal Alamin," tutupnya.