Cuitan ini pun mendapat hingga lebih dari 7100 likes dan lebih 6200 komentar. Rata-rata banyak orang tak setuju akan etika baru ini. Mereka berpikiran, mengapa semakin ke sini, semakin sulit untuk berbicara dan berbasa basi pada seseorang yang kita kenal.
"Saya bingung kok makin rumit ya tata sopan santun zaman sekarang. Ngga cuma nanya agama, nanya gender anak, kerja di mana, aslinya dari kota apa, juga bisa jadi salah. Jadi kira-kira kalau mau ngobrol topiknya apa ya? Hehehe," tulis @pengabdirakyat.
"Kenapa gak boleh? Bingung ya zaman sekarang setiap topik kayaknya kok jadi sensitif banget. Jadi bingung mau ngobrol apa sama orang lain soalnya topik ini itu salah. Nanti nyambungnya ke mental health dll. Hufffft," kata @RAwulandari.
"*tok tok tok*
"bu saya mau jenguk, katanya abis lahiran ya?"
'masuk bu, iya ini abis lahiran'
"selamat yaa"
'iya'
"diem"
'diem'
"diem"
'diem'
*azan magrib*
"bu saya pulang dulu yaa"
'iyaa'," tulis @Onyaduwa memberi contoh.
Namun, ada pula yang setuju dengan hal tersebut. Salah satunya warganet satu ini.
"Pada beberapa suku dan budaya ada jenis kelamin tertentu yg diharapkan lahir dr seorang ibu. Jika yang lahir ternyata bukan jenis kelamin yang diharapkan oleh si ibu atau keluarga besarnya, pertanyaan jenis kelamin tsb bisa melukai. Gitu tadi saya dikasih tau," ungkap @Rinto_114.
Kalau menurutmu bagaimana? Bolehkah bertanya jenis kelamin bayi baru lahir?