Bantu Korban Pelecehan Seksual di Ruang Publik, Gunakan Strategi 5D

Kamis, 11 Maret 2021 | 11:44 WIB
Bantu Korban Pelecehan Seksual di Ruang Publik, Gunakan Strategi 5D
Ilustrasi korban pelecehan seksual (Unsplash/Zohre)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pelecehan seksual di ruang publik adalah masalah nomor satu yang dihadapi oleh perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia yang secara signifikan mempengaruhi kepercayaan diri mereka.

Sayangnya, banyak dari kita yang memilih untuk diam karena tidak tahu cara membantu saat melihat pelecehan seksual di ruang publik.

Padahal, kata Anindya Restuviani, Site Leader dan Co-Director of Hollaback! Jakarta, ada strategi sosial yang dilakukan untuk mencegah atau menghentikan kekerasan melalui keterlibatan individu maupun kelompok yang bersedia untuk menangani situasi yang dianggap sebagai masalah.

Strategi tersebut dikenal dengan 5D, yang telah diakui oleh sejumlah ahli sebagai solusi aman, praktis dan efektif untuk diimplementasikan baik bagi saksi maupun korban pelecehan seksual.

Baca Juga: Mantan Personel AOA Kwon Mina Pernah Dilecehkan Oleh Selebriti Pria

"Kamu dapat menentukan pilihan untuk secara aktif dan jelas mengambil sikap melawan pelecehan. Ini adalah metode berbeda yang dapat kamu gunakan untuk mendukung seseorang yang mengalami pelecehan seksual di ruang publik," ungkapnya.

Nah, apa saja 5D tersebut? Berikut daftarnya.

1. Ditegur secara langsung

Kamu mungkin ingin merespons secara langsung terhadap pelecehan dengan menyatakan apa yang sedang terjadi atau menghadapi pelaku pelecehan.

Meski begitu, ketahuilah, Taktik ini dapat beresiko, di mana pelaku pelecehan dapat mengalihkan perlakuan buruk mereka kepada kamu dan dapat memperkeruh situasi.

Baca Juga: Hari Perempuan Sedunia, Lawan Pelecehan Seksual di Ruang Publik

Sebelum menentukan untuk merespons secara langsung, nilai situasinya dan memprioritisasikan keamananmu, misalnya, apakah kamu aman secara fisik? Apakah korban pelecehan aman secara fisik? Apakah tampaknya situasi tidak dapat menjadi lebih buruk?

Dapatkah kamu tahu bahwa korban pelecehan mengharapkan seseorang untuk membelanya? Jika kamu dapat menjawab ya untuk semua pertanyaan tersebut, kamu mungkin dapat memilih respon secara langsung.

2. Dialihkan atau distraksi

Distraksi adalah metode yang lebih halus dan lebih kreatif untuk melakukan intervensi. Tujuannya di sini hanyalah untuk menggagalkan kejadian tersebut dengan menginterupsinya.

Idenya adalah untuk mengabaikan peleceh dan terlibat langsung dengan orang yang menjadi sasaran (korbannya).

Misalnya dengan berpura-pura tersesat. Tanya kepada korbannya "jam berapa sekarang?", berpura-pura kamu kenal dengan korbannya, "Hei kamu, apa kabar?" atau bicaralah dengan dia tentang sesuatu dan abaikan pelecehnya.

3. Dilaporkan

Ini adalah waktu kamu meminta tolong, untuk mendapatkan sumber daya, atau bantuan dari pihak ketiga.

Misalnya, dengan mencadi supervisor toko, sopir bis, satpam atau petugas lain dan mintalah mereka untuk turun tangan.

Jika kamu dekat sekolah, hubungi seorang guru atau seseorang staff lain. Di kampus, hubungi petugas keamanan kampus atau staf universitas.

4. Dokumentasikan
Merekam sebuah kejadian saat terjadi pada seseorang dapat sangat membantu, namun ada beberapa hal yang perlu diingat untuk mendokumentasi pelecehan dengan aman dan secara bertanggung jawab.

Beberapa tips, pastikan untuk menjaga jarak yang aman. Perhatiakn film landmark (misalnya tanda jalan atau tanda platform kereta atau halte busway).

Jelas nyatakan tanggal dan waktu pada saat itu dan memegang kamera stabil dan tahan (tetap di) kejadian penting untuk setidaknya 10 detik.

Yang paling penting, selali meminta orang yang dilecehkan apa yang ingin dia lakukan dengan rekaman itu dan jangan pernah posting secara online atau menggunakannya tanpa seizin mereka.

5. Ditenangkan

Banyak jenis pelecehan terjadi lewat atau sangat cepat, dalam hal ini kamu bisa menunggu sampai situasi usai dan berbicara dengan orang yang menjadi targetnya.

Misalnya dengan menanyakan apakah dia baik-baik saja, apakah ada cara untuk mendukungnya, tawarkan untuk menemani dia ke tempat tujuan atau duduk bersama dia untuk sementara.

Bagikan sumber daya dengan dia dan tawarkan untuk membantu dia membuat laporan jika dia mau.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI