7. Nabi Muhammad SAW pun melakukan Miraj melewati 7 lapis langit dan bertemu para penghuninya.
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW bersama Malaikat Jibril naik ke langit, di mana setiap lapisan langit yang dilewati Malaikat Jibril sebagai pendamping Nabi, selalu mengucapkan salam.
"Assalamulaikum istilahnya ada istidzan di sana minta izin untuk dipersilakan masuk. Ini mengajarkan bagaimana adab kita ketika masuk ke suatu tempat," jelasnya.
Di setiap lapisan langit ini ada penghuninya. Pada lapisan langit pertama, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan bapaknya umat manusia, yakni Nabi Adam AS. Pada lapisan langit kedua, ada Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS. Sementara di lapisan ketiga, Rasulullah bertemu dengan Nabi Yusuf AS.
Pada lapisan langit keempat, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Idris AS. Lalu ada Nabi Harun AS di lapisan langit kelima, serta Nabi Musa AS di lapisan langit keenam.
Baca Juga: Hari Besar Umat Islam, Ini Kisah Nabi Muhammad dalam Perjalanan Isra Miraj
Terakhir ada bapak semua nabi dan rasul di lapisan langit ketujuh, yakni Nabi Ibrahim AS.
8. Sesampainya di lapisan langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW diperintahkan ke Sidratul Muntaha.
Dari sana, Malaikat Jibril sudah tak lagi bisa menemani Nabi Muhammad SAW, sehingga Rasulullah harus pergi ke Sidratul Muntaha sendirian.
Di situ, kata Ustaz Q Nuron Habibie, seperti ada batasan di mana jika selangkah saja Malaikat Jibril masuk akan terbakar. Malaikat Jibril mengatakan, tidak ada yang bisa melewatinya kecuali Engkau yang diundang langsung oleh Allah SWT.
"Ini bisa kita implementasikan dalam shalat, bagaimana kita harus fokus saat akan berhubungan dengan Allah SWT. Bayangkan bagaimana Allah sedang mengawasi shalat kita," kata dia.
9. Sampai di Sidratul Muntaha ada dialog antara Nabi Muhammad SAW dan Allah SWT
Dialog tersebut, kata Ustaz Q Nuron Habibie, adalah bacaan yang ada dalam shalat kita, yaitu "tahiyat".
Baca Juga: Ucapan dan Doa Lengkap Isra Miraj yang Bisa Dibagikan pada Saudara
Nabi Muhammad SAW mengucapkan: "At Tahiyyaatul Mubaarakaatush Shalawaatuth Thoyyibaatulillaah," sebagai bentuk penghormatan rasa takzim, bahwa tahiyat ini disampaikan hanya untuk Allah SAW.
Kemudian, Allah SWT menjawab ucapan tahiyatnya dengan mengatakan, "As Salaamu'Alaika Ayyuhan Nabiyyu Wa Rahmatullaahi Wabarakaatuh".
Setelah mendapatkan salam dari Allah SWT, Nabi Muhammad SAW tak hanya ingat dirinya, tapi juga pada semua sebagai umatnya. Ia pun mengatakan: "Assalaamu'Alaina Wa'Alaa Ibaadillaahishaalihiin".
Dan, semua nabi dan rasul, juga para malaikat yang mendengarnya mengucapkan: "Asyhaduallaa Ilaaha Illallaah, Wa Asyhadu Anna Muhammad Rasuulullaah".
10. Kemudian Allah pun memerintahkan Nabi Muhammad dan umatnya yang berikan untuk melaksanakan ibadah shalat.
Di Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah shalat 50 kali dalam sehari semalam bagi umat beliau.
Rasulullah kemudian turun, tetapi ketika melewati Nabi Musa AS, beliau ditanyai tentang jumlah kewajiban shalat. Nabi Musa AS menyebut shalat 50 kali terlalu berat, sedangkan umat Rasulullah lemah.
Atas saran Nabi Musa AS, Nabi Muhammad SAW sekali lagi menghadap Allah SWT untuk memohon keringanan. Jumlah kewajiban shalat pun dikurangi. Namun, setiap kali Rasulullah bertemu Nabi Musa AS, beliau diingatkan untuk memohon keringanan kembali. Sampai akhirnya, Nabi Muhammad SAW mendapatkan kewajiban shalat 5 waktu dalam sehari.
Nabi Musa AS sebenarnya masih menyarankan agar Rasulullah sekali lagi menghadap Allah. Namun, Nabi Muhammad SAW berkata: "Aku sudah berkali-kali menghadap Tuhanku, memohon hingga merasa malu".
Itulah sejarah atau asal usul tentang shalat 5 waktu yang perlu diketahui terutama oleh umat muslim. Bagi Anda yang ingin mengetahui penjelasan lengkap Ustaz Q Nuron Habibie tentang Isra Miraj tonton di sini.