Cetak Sejarah, Botol Vaksin Covid-19 Pertama Dimuseumkan

Kamis, 11 Maret 2021 | 10:05 WIB
Cetak Sejarah, Botol Vaksin Covid-19 Pertama Dimuseumkan
Ilustrasi vaksin (Pixabay/qimono)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pembuatan vaksin Covid-19 telah menjadi sejarah dalam penanganan pandemi terutama pandemi teranyar yang dihadapi umat manusia yaitu Covid-19.

Itu sebabnya, untuk mendokumentasikan sejarah penting tersebut, botol vaksin Covid-19 pertama akan disimpan dalam museum.

Botol vaksin ini, sebelumnya berisi vaksin Covid-19 yang kemudian disuntikkan pada orang pertama di Amerika Serikat yang juga berprofesi sebagai perawat, Sandra Lindsay di New York pada 14 Desember 2020 lalu.

Botol vaksin itu bukanlah botol vaksin tahap uji klinis, melainkan telah mendapatkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Amerika Serikat, yakni FDA.

Baca Juga: Vaksinasi Tahap Dua: Fokus Prioritaskan Tenaga Kependidikan

Botol vaksin ini disimpan di Museum Nasional Sejarah Amerika Smithsonian pada Rabu (10/2/2021), yang nantinya akan dipamerkan dalam pameran yang diadakan tahun depan.

Vaksin itu adalah botol bekas vaksin buatan Pfizer-BioNTech sebagai produsen vaksin pertama yang vaksinnya digunakan di Amerika Serikat.

Tidak hanya itu bahkan kartu vaksinasi Lindsay, dan surat data diri vaksinasi perawat tersebut di rumah sakit juga akan menjadi bagian dari koleksi museum.

Barang-barang itu disumbangkan oleh Northwell Health, fasilitas kesehatan New York tempat Lindsay bertugas. Bahkan kemasan untuk menjaga vaksin Lindsay tetap terjaga di suhu dingin juga diserahkan ke pihak museum.

"Artefak bersejarah ini sekarang didokumentasikan, tidak hanya sebagai bukti kemajuan ilmiah yang luar biasa, tapi juga melambangkan harapan bagi jutaan orang yang hidup di tengah krisis, akibat pandemi Covid-19," ujar Direktur Museum, Anthea. M. Hartig, mengutip Live Science, Kamis (11/3/2021).

Baca Juga: Tinjau Vaksinasi Massal Jateng, Jokowi: Manajemen Rapi dan Prosesnya Lancar

Sementara itu, sejak April 2020 lalu, pihak museum memang sudah mengumpulkan berbagai artefak untuk mendokumentasikan pandemi dan pengaruhnya terhadap masyarakat.

Beberapa artefak di antaranya kantong sampang yang dikenakan petugas medis, di saat persediaan alat pelindung diri (APD) sangat terbatas dan kekurangan.

Koleksi museum ini memang berisi sejumlah barang bersejarah yang berkaitan dengan sains dan pengobatan. Termasuk adanya koleksi jamur penisilin dari laboratorium Alexander Fleming and Jonas Salk sebagai bahan asli pembuatan vaksin polio.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI