Suara.com - Gaya hidup hemat, minimalis, dan cermat sudah mulai menjadi tren belakangan ini. Gaya hidup ini diklaim sangat efektif mencegah pengeluaran yang sia-sia.
Gaya hidup ini juga sering disebut dengan istilah frugal living, yaitu gaya hidup yang memprioritaskan pengeluaran yang penting dibanding yang tidak penting.
Lalu, bagaimana cara memulai gaya hidup ini?
Berikut ini merupakan tips dari Branding and Communication Strategist MiPOWER by Sequis Ivan Christian Winatha, MM, RFP berdasarkan siaran pers yang diterima Suara.com, Selasa (9/3/2021) kemarin.

1. Evaluasi pemasukan dan pengeluaran
Anggaran yang hanya memberi kesenangan sesaat dan tidak terlalu mendesak sebaiknya dicoret. Dengan menghilangkan atau mengurutkan pengeluaran dari yang paling perlu ke pengeluaran yang bisa ditunda, maka pengeluaran yang tidak diperlukan dapat dikurangi sehingga dapat meningkatkan jumlah uang yang bisa ditabung.
2. Catat pengeluran harian
Hal ini dilakukan agar lebih mudah untuk melakukan evaluasi pada bulan berikutnya, bilamana pendapatan atau gaji berikutnya diterima.
3. Manfaatkan promo dan diskon untuk barang kebutuhan
Dengan memanfaatkan promo berarti bisa menghemat pengeluaran dan ada sisa uang yang bisa disimpan.
4. Hilangkan hasrat ingin dapat pengakuan sosial
Hilangkan keinginan untuk mendapat pengakuan status sosial dari lingkungan atau lebih tren dengan istilah pansos (panjat sosial). Itu terjadi karena pansos bukan kebutuhan tapi keinginan atau gengsi.
Tren ini dapat bisa menyebabkan keinginan mendadak yang besar untuk membeli barang-barang yang dianggap penting walau sebenarnya tidak penting.
Baca Juga: Khusus Perempuan, Menabung di Bank Kini Bisa Dapat Asuransi Kanker
Misalnya mengganti gadget berbasis Android menjadi iOS demi ikut aplikasi kekinian clubhouse. Padahal, informasi bisa didapatkan dari sumber lainnya, seperti discord group, portal berita, webinar, YouTube, dan podcast.
“Ketika kita menganggap ekspektasi orang lain atas diri kita terlalu penting sampai membeli barang yang sangat mahal tentunya akan berbahaya bagi kesehatan finansial, kesehatan fisik, dan jiwa," ungkap Ivan.