6 Hal yang Terjadi pada Vagina dan Otak Jika Anda Jarang Bercinta

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 09 Maret 2021 | 21:06 WIB
6 Hal yang Terjadi pada Vagina dan Otak Jika Anda Jarang Bercinta
Ilustrasi pasangan jarang bercinta. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jarang bercinta dalam jangka waktu lama bagi Anda yang sudah menikah ternyata akan memberikan banyak dampak negatif, lho. Tidak hanya berdampak pada fisik Anda, tapi juga secara psikis.

Ada banyak alasan mengapa pasangan suami istri jarang bercinta. Di antaranya terlalu lelah karena sibuk bekerja atau mengurus rumah, long distance relationship (LDR) dengan pasangan karena pekerjaan, pertambahan usia yang menyebabkan kurangnya gairah, atau sedang dalam tahap pemulihan dari sakit serius.

Namun apapun alasannya, jarang bercinta dalam waktu yang lama bisa sangat merugikan Anda. Berikut penjelasannya.

1. Berisiko Tinggi Mengalami Atrofi Vagina
Perubahan terkait menopause, seperti vagina kering dan iritasi, dapat diobati dengan pelumas, pelembap, atau estrogen dosis rendah.

Aktif melakukan hubungan seksual penting sekali untuk kesehatan organ intim perempuan. Orgasme sangat membantu meningkatkan aliran darah ke vagina, sehingga vagina mendapat cukup oksigen, seluruh jaringan ototnya ‘hidup’ dan lebih elastis. Kondisi ini menghindarkan perempuan dari beberapa gejala atrofi vagina.

Istilah atrofi vagina mungkin awam bagi Anda. Atrofi vagina atau atrofik vaginitis adalah sebuah kondisi di mana terdapat penipisan dan peradangan di area dinding vagina akibat penurunan estrogen.

Kondisi ini bisa dialami semua perempuan. Tapi mereka yang paling rentan dan berisiko tinggi adalah wanita yang memasuki masa menopause ketika produksi hormon estrogennya menurun. Juga perempuan yang sedang menjalani perawatan kanker, terutama kanker payudara.

Bagaimana Anda mengetahui sedang mengidap atrofi vagina? Anda akan merasakan beberapa gejala seperti rasa gatal, terbakar, sulit buang air kecil, dan juga rasa nyeri saat berhubungan seksual. Jadi, aktiflah melakukan hubungan seksual dengan pasangan Anda untuk menghindari masalah organ seksual yang satu ini.

2. Bisa Depresi dan Krisis Indentitas
Seorang terapis seks yang berdomisili di London, Inggris, Dr. Louise Mazanti, mengatakan, sangat penting bagi pasangan suami istri untuk memiliki kehidupan seks yang sehat. Salah satu yang menjadi indikator ‘sehat’ di sini adalah ‘teratur’.

Selain atrofi vagina, secara psikis Anda yang jarang sekali berhubungan intim juga akan mengalami gangguan mental. Dr. Louise mengatakan, “Ini bisa menyebabkan seseorang merasa depresi dan krisis identitas.”

Baca Juga: Tiga Aktivitas untuk Menenangkan Otak: Jalan Kaki Hingga Mewarnai

Hal ini dikatakannya bukan tanpa dasar. Sebuah studi yang dilakukan tahun 2001 menyebutkan, seseorang yang sebelumnya melakukan aktivitas seksual secara aktif, lalu menjadi tak aktif dalam waktu lama, akan sangat rentan mengalami depresi dan mudah merasa kecewa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI