Suara.com - Keterampilan digital menjadi salah satu keterampilan yang wajib dimiliki semua orang yang hidup di era teknologi ini. Terlebih, di tengah pandemi Covid-19 seperti ini, banyak kegiatan yang harus beralih ke digital.
Namun sayangnya, menurut laporan yang dikeluarkan PwC dan UNICEF bertajuk GenU (Generation Unlimited) tahun 2020, masih ada satu dari tiga siswa di seluruh dunia atau sekitar 463 juta anak muda tidak dapat mengakses pembelajaran secara daring selama sekolah ditutup.
Selain itu, satu dari enam remaja telah berhenti bekerja sejak awal pandemi. Salah satu sebabnya dikarenakan kaum muda tersebut mengalami kesulitan untuk akses internet, tidak memiliki perangkat komunikasi yang layak pakai dan keterampilan digital.
Adanya keterbatasan akses dan kesenjangan ini, membuat aktris Dian Sastrowardoyo, melalui Yayasan Dian Sastrowardoyo, mulai berfokus untuk meningkatkan keterampilan digital pada generasi muda.
Baca Juga: Juri di SATU Indonesia Awards 2020, Dian Sastro Sebut Kandidat Naik Motor
Salah satunya adalah dengan mengenalkan pentingnya belajar programming data science dan data analisis melalui webinar M-Class, bertemakan “Menjelajah Data Analisis dan Data Visualisasi dengan Mudah Menggunakan Metabase” bersama Hacktiv8 dan PwC Indonesia.
"Dengan memperkenalkan pentingnya belajar data analisis dan data visualisasi dari Hacktiv8, kami bertujuan mendekatkan ilmu TIK kepada para siswa dan komunitas atau organisasi yang tertarik pada bidang ini. Diharapkan, para calon tenaga kerja programmer, web developer atau data developer, data analisis dan data visualisasi dapat memenuhi kebutuhan perusahaan digital dan teknologi di Indonesia yang masih sangat luas," jelas dia dalam siaran pers yang Suara.com terima.
Apalagi, lanjut ibu dua anak ini, ilmu programming untuk data science, data analisis, dan data developer dapat dipelajari dalam waktu kurang lebih 12 minggu, sehingga siapapun yang tertarik menjadi praktisi bisa mempelajarinya melalui pusat pelatihan TIK informal.
Dalam webinar bersama Magnifuque tersebut, Djohan Pinnarwan, Corporate Responsibility Leader dari PwC Indonesia, menambahkan bahwa para pemangku kepentingan harus memikirkan kembali peran dan tanggung jawab mereka.
Mereka dapat memilih untuk berkontribusi dalam menutup kesenjangan keterampilan, mempersiapkan para siswa untuk lebih tanggap digital, dan menyediakan kebutuhan tenaga kerja sesuai dengan kemajuan teknologi yang terus berubah.
Baca Juga: Dian Sastro Tanya Sekolah Kapan Dibuka, Jawaban Nadiem Makarim Mengejutkan
"Menurut kami, program M-Class ini dapat menjawab empat tahap penting untuk membantu para siswa mengurangi kesenjangan digital, yaitu Konektivitas, Akses, Literasi Digital dan Keterampilan siap kerja," tutup dia.