Sementara, anggota keluarga Mayla dan Sofia yang lain selalu paham bahwa keduanya lebih merasa nyaman menjadi perempuan.

"Aku tidak pernah ditolak oleh keluargaku. Ketakutan orangtuaku bukan soal siapa kami, tapi bahwa orang lain melukai kami," tambah Mayla.
Saat masih sekolah, Mayla dan Sofia kerap diejek. Mayla juga masih takut jika dirinya diejek oleh laki-laki lain.
Namun, kini keduanya sama-sama ingin berfokus pada masa depan. Selain membantu komunitas trans, baik Mayla dan Sofia juga ingin punya keluarga sendiri di masa mendatang.