Suara.com - Hoaks atau berita bohong masih menjadi tantangan besar di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini. Hal tersebut bisa berdampak sangat fatal dan menjadi bumerang dalam penanganan Covid-19.
Menurut Co-Founder & Fact-Check Specialist MAFINDO/Siberkreas, Aribowo Sasmito, paparan informasi yang terlalu banyak dan melimpah atau infodemik, bisa jadi sama bahayanya dengan pandemi itu sendiri.
"Banyak terdapat informasi tidak tepat yang dapat menggiring opini publik terhadap vaksinasi, dan semakin parah dapat menggagalkan program vaksinasi yang menjadi solusi penanganan pandemi saat ini," ujar Aribowo beberapa waktu lalu.
Agar tidak mudah termakan hoaks, berikut hal-hal yang harus diperhatikan saat mendapat informasi vaksinasi Covid-19 yang meragukan atau tak bersumber dari orang yang meyakinkan:
Baca Juga: Imbas Pandemi Covid-19, Pemko Medan Kurangi Gaji PHL
1. Jaga Emosi
Emosi sangat memengaruhi kita dalam menerima informasi. Setinggi apapun jabatan dan intelektual seseorang, jika menerima informasi dengan emosi maka intelektualitas bisa hilang hingga mnjadi sangat mudah terpengaruh dengan berita yang tidak benar.
2. Pahami 5W1H
Tidak hanya wartawan atau media yang harus memahami dengan benar apa itu 5W1H (What, Where, When, Why, Who dan How atau Apa, Di mana, Kapan, Kenapa, Siapa, dan Bagaimana).
Namun sebagai masyarakat juga sudah saatnya untuk memahami konsep 5W1H guna memperoleh informasi yang berimbang dan akurat dan tidak mudah termakan oleh hoaks.
3. Perbaiki Literasi
Jangan malas untuk membaca setiap informasi yang kamu terima. Teliti dengan sumber informasinya dan jangan hanya sekadar menyebarkan informasi tanpa menyaring dulu pesan yang ada di dalamnya.
4. Cek Fakta
Jika mendapatkan foto, video atau tautan berita, jangan malas untuk mengecek keaslian foto dan video serta sumber berita tersebut.
Baca Juga: Pempek untuk Nakes, Cara Pasturi di Sleman Apresiasi Nakes di Masa Pandemi
Kamu bisa bisa menggunakan Google atau pencarian gambar dan video untuk memastikan video dan foto yang kamu dapatkan merupakan kejadian yang sebenarnya.
Untuk tautan berita, lihatlah dengan teliti apakan berita tersebut berasal dari media yang benar dan bukan abal-abal.
5. Hati-hati dengan kalimat pembuka yang provokatif
Kalimat pembuka provokatif menjadi salah satu penyebab penyebaran informasi hoaks semakin luas di masyarakat. Kata-kata yang marak digunakan adalah “viralkan”, “sebarkan”, “bagikan” bahkan ada yang menggunakan kata ancaman.
“Saat ini situs resmi Covid-19 dari pemerintah telah memiliki fitur pencarian dimana masyarakat bisa mendapatkan informasi akurat mengenai vaksinasi dan juga perkembangan kasus Covid-19 di situs tersebut."
"Selain itu saat ini sudah ada fitur mesin pencari antihoaks untuk mencari hoaks yang sudah dibantah. Masyarakat juga bisa bertanya di chat bot antihoaks MAFINDO dengan menggunakan kata kunci dan kirim ke nomor 085921600500," tutup Aribowo.