Suara.com - Sepasang influencer asal Toronto, Kanada, baru-baru ini membuat gebrakan di dunia fesyen muslim. Mereka memutuskan untuk membuat produk hijab yang ramah lingkungan.
Adalah Will dan Sana Saleh, influencer kreatif di balik proyek hijab tersebut. Pasangan suami istri ini mendapat ide untuk membuat bisnis yang diberi nama Lala Hijab itu secara tidak sengaja.
Dilansir dari situs blogTO, suatu hari Sana penasaran kenapa di pasaran belum ada hijab motif tie dye. Padahal ia pikir motif tersebut sangat keren dan akhirnya membuat hijab tie-dye dengan bahan seadanya.
Saat Sana membuat hijab tie dye dan memakainya dalam video TikTok, publik menyambutnya dengan antusias. Sana dan Will pun mulai memikirkan untuk membuat bisnis Lala Hijab ini.
Baca Juga: Viral! Pria Ini 'Hipnotis' Bayi Pakai Tisu, Hitungan Detik Langsung Tidur
"Aku ingat saat melihat Will dan bertanya-tanya mengapa tidak ada hijab dengan model tie dye. Seperti, bukankah itu yang paling keren?" kata Sana dilansir blogTO, Senin (22/2/2021).
Sana dan Will mengklaim Lala Hijab sebagai salah satu perusahaan hijab pertama yang ramah lingkungan. Mereka menggunakan kemasan sustainable yang cocok dengan gaya hidup berkelanjutan.
"Kami tahu kami tidak bisa membiarkan itu terjadi lagi (penumpukan plastik kemasan), jadi kamu harus melakukan sesuatu. Sekarang saat mendapat banyak pesanan, kami menggunakan tas, kadang bahkan karung goni," jelas Will.
Bahan ramah lingkungan juga dipilih untuk mewarnai hijab produksi Will dan Sana. Produk tersebut juga sudah dijamin tidak beracun dan diaplikasikan ke bahan hijab secara manual dengan tangan.
Proses pengeringan hijabnya juga masih natural alias dengan digantung dan ditunggu sampai kering. Lalu, semua produk yang sudah siap akan dilipat manual dan dibungkus memakai kertas tisu ramah lingkungan.
Baca Juga: Viral Leher Bocah Tersangkut Besi, Aksi Penyelamatannya Greget Banget
Will dan Sana membanderol produknya dengan harga yang cukup mahal, yakni sekitar USD 14,9 atau sekitar Rp211 ribu sampai USD 32,9 atau kira-kira Rp465 ribu. Meski begitu, menurut mereka ini harga yang wajar jika mengingat semua bahannya ramah lingkungan.
"Meski lebih mahal untuk memproduksi dengan cara itu, kami ingin menginvestasikan uang ekstra itu untuk menggunakan bahan kompos karena jauh lebih baik untuk lingkungan," kata Sana.
"Setelah kamu mengeluarkan produkmu, kamu tinggal membuat seluruh paket ke tempat sampah kompos," imbuh Will.