Suara.com - Dalam melakukan sesuatu, dibutuhkan suatu ketekunan dan keseriusan saat menjalankannya. Tidak hanya itu, dibutuhkan ambisi sehingga orang yang menjalaninya memiliki semangat saat mengerjakannya. Segala sesuatu tersebut, harus dimiliki dengan porsi yang cukup.
Pada beberapa orang, karena ingin menghasilkan yang terbaik, membuatnya terlalu ambisius untuk mencapainya. Padahal, ambisi yang berlebihan justru tidak berdampak baik bagi pekerjaan yang dijalankannya. Ambisi yang berlebih juga memberikan dampak buruk lainnya.
Dilansir dari minebodygreen, berikut terdapat gejala yang ditimbulkan jika seseorang terlalu ambisius, di antaranya:
1. Memimpikan kemegahan kehidupan di masa depan
Baca Juga: Teman atau Kerabat Mengidap Gangguan Kecemasan? Berhenti Lakukan 4 Hal Ini
Seorang yang sangat ambisius, biasanya selalu membayangkan dirinya hidup bahagia dengan apa yang diperjuangkan saat itu. ia juga akan membayangkan jika dirinya akan terbebas dari sakit hati dan ketakutan yang akan datang di masa depan. Pandangannya mengenai masa depan hanya hidup bahagia dan mewah.
2. Mendapat hinaan untuk kemenangan di masa depan
Orang yang memiliki ambisi tinggi biasanya sering mendapat hinaan atau omongan dari banyak orang. Biasanya, orang yang berambisi tinggi tidak peduli dengan hal tersebut. Namun, hal tersebut juga bisa membuatnya tidak pernah puas dengan kesuksesan yang ia capai walupun dirinya lebih hebat dari orang lain. Oleh karena itu, ia akan terus mengejar kemenangan walaupun banyak hinaan yang dialaminya.
4. Fokus pada tujuan tunggal.
Orang yang memiliki ambisi tinggi biasanya terdapat tujuan yang ingin dicapainya. Namun, karena fokusnya pada tujuan tersebut, membuatnya tidak memedulikan hal-hal penting lain yang ada di sekitarnya. Akibatnya, hubungannya dengan lingkungan sekitar tidak begitu baik.
Baca Juga: Tersenyum, Kunci Atasi Rasa Sakit & Ketakutan saat Disuntik Vaksin Covid-19
4. Kerja cepat
Mereka yang berambisi biasanya memiliki keinginan untuk menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat. Oleh karena itu, biasanya mereka akan terburu-buru. Hal yang mudah juga terkadang dibuatnya menjadi sulit seakan dirinya sangat sibuk.
5. Kecemasan dan panik
Orang yang memiliki ambisi tinggi selalu diikuti rasa cemas dan panik. Hal ini membuatnya ketika terdapat sesuatu yang tidak sesuai akan membuatnya cemas dan panik. Mereka juga lebih menyukai menyibukkan diri daripada tidak melakukan apa-apa.
6. Depresi
Rasa cemas dan panik yang berlebihan, akan membuat orang yang memiliki ambisi tinggi depresi. Hal ini karena apapun yang ia kerjakan harus mendapatkan hasil yang sempurna, sehingga setiap harinya ia selalu diliputi keseriusan yang tinggi. Hal tersebut yang membuat dirinya sulit untuk tenang sehingga menjadi depresi.
7. Rasa cemburu yang tinggi
Orang yang memiliki ambisi tinggi tidak menyukai jika ada seseorang yang lebih baik dari dirinya. Jika hal tersebut terjadi, ia akan berusahal lebih keras agar orang tersebut kembali berada di bawah dirinya. Sebab rasa cemburu yang tinggi, terkadang membuatnya menjadi egois dan menginginkan dirinya menjadi yang terbaik di antara orang-orang lainnya.
8. Tidak suka stasis dan keseimbangan.
Orang dengan ambisi yang tinggi, tidak menyukai jika dirinya berada di zona yang sama. Ia menginginkan setiap waktunya selalu ada peningkatan, walaupun standar sebelumnya yang dicapai sudah cukup tinggi. Mereka juga tidak suka keseimbangan, selalu ada yang di atas atau di bawah merupakan hal yang diinginkannya. Hal ini semakin disukainya ketika ia berada di atas orang lain.
9. Kesulitan bersantai dan menikmati kesenangan sederhana
Orang yang berambisi akan membuat dirinya selalu sibuk. Hal tersebut menyebabkan dirinya sulit untuk bersantai dan meikmati kesenangan. Tujuannya untuk mencapai sesuatu terkadang membuatnya lupa untuk istirahat dan menikmati hal tersebut sejenak, walaupun sekadar menjalankan hobi lain.
10. Mengkategorikan dan menghitung opini orang lain
Orang dengan ambisi yang tinggi akan selalu mempertimbangkan opini orang lain yang kira-kira baik untuk dirinya memperoleh apa yang diinginkannya. Oleh karena itu, biasanya ia akan mementingkan interaksi dengan orang-orang yang menurutnya penting saja. Hal ini membuat kehidupan sosialnya tidak begitu baik.
Penulis: Fajar Ramadhan