Benar saja, setelah Wu Zixu meninggal dunia, terjadi bencana kelaparan di Tiongkok. Warga kemudian membuat kue keranjang untuk menyelamatkan nyawa dari bahan-bahan yang sudah dipersiapkan sang perdana menteri sebelum meninggal.
4. Lambang Hubungan Persaudaraan Tanpa Batas
Sudah menjadi tradisi bagi warga Tionghoa untuk membagi-bagikan kue keranjang kepada kerabat. Kue keranjang juga dimakan saat jamuan Imlek bersama keluarga besar. Kue keranjang yang berbentuk bulat tanpa sudut memang melambangkan hubungan persaudaraan tanpa batas. Kue dengan tekstur yang lengket juga melambangkan hubungan persaudaraan yang tinggi.
5. Akulturasi Budaya Indonesia
Meskipun berasal dari Tiongkok, kue keranjang sudah menjadi akulturasi budaya Indonesia. Kue ini bisa diolah kembali sesuai dengan selera, misalnya menjadi camilan manis dengan dicampur adonan tepung dan telur kemudian digoreng.
Kue keranjang juga bisa diolah kembali dengan ubi ungu dan biji wijen dan menjadi isian dari roti goreng. Selain itu ada kudapan asli Indonesia yang dipengaruhi budaya Tionghoa seperti jenang, dodol, dan wajik.
6. Rezeki yang Melimpah
Kue keranjang biasanya disusun tinggi bertingkat seperti menara. Di bagian bawah, kue lebih lebar ketimbang di bagian atasnya. Penyusunan bertingkat melambangkan cara manusia mencapai puncak rezeki dengan landasan yang kokoh dan semakin meninggi.
Itulah 6 fakta unik kue keranjang, kue pembawa keberuntungan yang dibuat dalam 12 jam!
Baca Juga: Menilik Bagi Angpao di Masjid Babah Alun, Ramaikan Imlek dan Jumat Shodaqoh
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni