Suara.com - Perayaan Tahun Baru China atau Imlek tidak lepas dengan pertunjukkan barongsai. Pertunjukkan singa yang menari dengan irama musik ini menjadi ikon perayaan Imlek.
Dalam budaya Tionghoa, hewan yang dirupakan barongsai merupakan mitos. Rupanya, singa sendiri tidak benar-benar ada di Tiongkok.
Sebelum Dinasti Han (202 SM – 220 M), hanya beberapa singa yang mencapai Dataran Tengah dari wilayah barat Tiongkok kuno (sekarang Xinjiang), karena perdagangan Jalur Sutra.
Pada saat itu, orang-orang meniru penampilan dan tindakan singa yang baru tiba dalam sebuah pertunjukan, yang berkembang menjadi barongsai di Periode Tiga Kerajaan (220–280) dan kemudian menjadi populer dengan munculnya agama Buddha di Dinasti Utara dan Selatan (420–589).
Baca Juga: Pandemi COVID-19, Perayaan Imlek di Kota Malang Digelar Virtual
Pada Dinasti Tang (618–907), barongsai adalah salah satu tarian istana. Kebudayaan yang satu ini rupanya memiliki berbagai fakta unik di dalamnya.
Dilansir dari Goodyfeed, berikut fakta-fakta unik mengenai barongsai yang bisa kamu ketahui!
1. Tidak ada singa di Tiongkok
Seperti yang kita tahu, barongsai berbentuk singa. Budaya yang satu ini juga berasa dari China. Namun, ternyata tidak ada seekor singa satu pun di dataran China. Hewan yang satu ini bukan asli China. Masyarakat Tiongkok, mengetahui singat karena Jalur Sutra dalam perdagangan yang dilakukan pada masa itu.
2. Ada dua jenis barongsai
Barongsai terdiri dari berbagai jenis. Barongsai aliran Selatan berasal dari Guangdong. Barongsai ini sangat populer pada masayarakat Singapura. Jenis ini biasanya tidak terlalu banyak bulu dan sering digambarkan sebagai vegetarian. Biasanya ia akan mengambil setangkai selada yang dianggap membawa keuntungan.
Barongsai aliran Utara, biasanya berwarna merah dan oranye. Barongsai ini memiliki bulu yang panjang. Gaya tariannya juga lebih akrobatik dan biasa dipakai untuk menghibur Istana Kekaisaran Tiongkok.
Baca Juga: ShopeePay Super Online Deals Meriahkan Momen Imlek Anda di Rumah!
3. Statusnya setara dengan naga, burung phoenix dan qilin
Naga, burung phoenix, dan qilin sangat populer bagi masyarakat Tiongkok. Hewan-hewan tersebut memiliki filososfinya tersendiri dalam kepercayaan masyarakat Tiongkok. Barongsai rupanya memiliki status yang sama dengan hewan-hewan tersebut. Bahkan, budaya yang satu ini dinilai lebih populer dalam kebudayaan Tiongkok.
4. Cermin di dahi
Pada dahi barongsai, terdapat sebuah cermin yang disimbolkan untuk menakut-nakuti roh jahat dengan memantulkan dieinya sendiri. Oleh karena itu, pada setiap dahi barongsai terdapat cermin untuk mengusir roh jahat yang datang.
5. Warna barongsai
Barongsai biasanya terdiri dari 5 warna, yaitu kuning, hitam, hijau, merah, dan putih. Masing-masing warna yang ada mewakili unsur-unsur dalam kehidupan. Unsur tersebut di antaranya tanah, air, kayu, api, dan logam
6. Upacara
Sebelum melakukan pertunjukkan, terdapat upacara yang dilakukan. Dikatakan, upacara ini dimaksudkan untuk membangunkan singa dan mengundang roh-roh surgawi ke dalam barongsai tersebut.
7. Kepribadian singa
Barongsai aliran Utara dan Selatan memiliki kepribadian yang berbeda. Tarian aliran Utara, biasanya lebih banyak mellibatkan akrobatik sehingga dinilai lebih ganas. Sedangkan, aliran Selatan biasanya lebih jinak dan lucu.
8. Nama barongsai
Nama-nama singa barongsai berasal dari tiga bersaudara legendaris pada periode Tiga Kerajaan Tiongkok. Wajah Guan Gong biasanya berwarna merah dan hitam. Wajah Liu Bei berwajah kuning dan putih. Sedangkan Zhang Fei berwajah hitam dengan alis pendek. Biasanya tampilannya lebih jinak dan lucu. / Fajar Ramadhan