Suara.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Puspayoga heran dengan kampanye yang dilontarkan Aisya Wedding tentang pernikahan dini karena alasan ekonomi.
Menurut Bintang, pernikahan dini tidak memberikan solusi apa pun dalam menyelesaikan persoalan ekonomi keluarga.
"Ini suatu hal yang saya pikir (orangtua) tidak berpikir panjang untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, terutama dalam hal memberikan support kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa," kata Bintang dalam media gathering virtual, Kamis (11/2/2021).
Bintang menyebut, pernikahan dini hanya pikiran instan dari orangtua yang bingung dengan situasi sulit keluarga atau khawatir anak kelaparan. Padahal, ia mengatakan bahwa pernikahan dini justru membawa dampak jangka panjang bagi anak.
Baca Juga: Viral Kampanye Nikah di Bawah Umur Berkedok Wedding Organizer, Panen Kritik
"Mereka menyampaikan situasi yang sulit kan harus mengawinkan anaknya karena supaya anaknya tidak mati kelaparan, itu hanya berpikir secara instan atau hanya melihat jangka pendek. Saya melihat skema yang diberikan pemerintah untuk kepentingan sosial ini sudah banyak, misalnya bantuan-bantuan sosial," ucapnya.
"Kemudian pernahkah kita berpikir ketika anak itu risikonya akan sangat besar baik dari sisi pendidikan, kesehatan, juga dalam hal ekonomi. Ini yang harus kita perhatikan bersama," tambah Bintang.
Meski demikian, mencegah pernikahan dini bukan hanya menjadi tugas pemerintah, ucapnya. Sesuai dengan aturan Undang-Undang Perkawinan no. 16/2019 disebutkan bahwa usia minimal menikah bagi laki-laki dan perempuan adalah 19 tahun.
"Bagaimanapun juga tanggung jawab kita sebagai warga negara, kita ingin mencetak anak-anak menjadi generasi penerus bangsa yang baik yang punya masa depan baik," pungkas Bintang.
Baca Juga: Menteri PPPA Temui Bocah SD Pengungsi Merapi yang Tulis Surat ke Jokowi