Suara.com - Memiliki tato adalah pilihan pribadi setiap orang. Meski begitu, tidak sedikit orang bertato yang mendapat komentar jahat soal penampilan. Seperti kisah wanita dipecat gara-gara bertato berikut ini.
Melansir The Sun, Claire Shepherd adalah wanita 32 tahun yang hobi menghias tubuh dengan tato. Sejak umur 18 tahun, ia mulai memenuhi kulit dengan tato.
Claire menganggap tatonya sebagai kebebasan berekspresi sekaligus seni. Meski punya tato di leher dan tangan, perusahaan tempatnya bekerja dulu tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Pada 2015, Claire memutuskan untuk keluar dan mendaftar ke pekerjaan impian. Ia juga melakukan wawancara selama setengah jam lewat telepon.
Baca Juga: Model Instagram Jadi Kontroversi, Foto Kucingnya yang Ditato Kembali Viral
Karena pernah bekerja sebagai asisten manajer, Claire langsung diterima. Namun, kebijakan perusahaan menulis bahwa karyawan harus menutupi tato.
Lantaran punya tato di tangan dan leher, Claire sadar bahwa ia tidak akan bisa menutupinya dengan mudah. Ia pun memutuskan untuk jujur dan menelepon kantor barunya.
"Untuk memastikan apakah ini baik-baik saja, aku menelepon. Dia menarik kembali pekerjaanku begitu saja, berkata bahwa mereka tidak bisa mempekerjakanku. Aku memiliki pekerjaan itu hanya setengah jam," curhatnya.
Karena kesal, Claire memutuskan untuk curhat di Facebook. Kisahnya saat itu menjadi viral, dan ia kembali dihubungi perusahaan yang memutuskan menerimanya kembali.
"Aku marah karena kebijakan itu sudah kuno. Aku punya hak atas pekerjaan itu, jadi sudah jelas ini masalah tatoku," imbuh Claire yang merasa dihakimi.
Baca Juga: Bantu Ibu-Ibu di Jalan, Aksi Geng Anak Punk Bertato Bikin Publik Terenyuh
Claire pun menolak tawaran pekerjaan tersebut dan memilih melepaskan karir impiannya.
Tak hanya urusan pekerjaan, ia juga mengungkap bahwa tato miliknya dibenci orangtuanya. Claire juga sering mendapat komentar jahat hingga berbagai ancaman.
Setelah insiden tersebut, wanita ini memilih bekerja sebagai manajer kafe. Kemudian, ia beralih membangun karir di layanan sosial dan kesehatan.
"Dalam beberapa tahun terakhir ini, aku tidak mengalami masalah di tempat kerja karena tatoku."
"Semua yang bekerja denganku sekarang tidak menghakimi dan tidak menganggap tatoku mengerikan," tambahnya.