Suara.com - Kompetisi Arsitektur dan Desain Interior antarnegara, Asia Young Designer Awards (AYDA) 2020/21 kembali digelar .
Ajang bergengsi pencarian talenta-talenta muda berbakat yang digelar oleh Nippon Paint ini telah memasuki tahun ke-9.
Di Indonesia, AYDA didukung oleh praktisi ternama di bidang Aristektur dan Desain Interior. Sementara, pada skala internasional, AYDA bekerja sama dengan Harvard University Graduate School of Design (GSD) di Boston, Massachusetts, United States.
“Kami sadar bahwa AYDA harus berevolusi dan berkembang lebih dari sekadar kompetisi," ujar Jon Tan, CEO (Decorative Paints) Nippon Paint Indonesia, dalam keterangan tertulisnya, baru-baru ini.
Baca Juga: Kisah Ruang Tawarkan Kemudahan dalam Mewujudkan Desain Interior Idaman
Oleh karena itu, sambung dia, pihaknya melibatkan pemangku kepentingan. Mulai dari arsitek, desainer interior, developer, mahasiswa arsitektur dan desain interior, dosen, praktisi industri, hingga entitas perusahaan untuk bersatu dan mendefinisikan ulang bagaimana masa depan akan melampaui konsep warna dan desain, dan pengaruhnya pada emosional, ekonomi, serta sosial.
Kompetisi AYDA kali ini, lanjut Jon Tan, mengangkat tema "Forward: Human-Centred Design”, merefleksikan desain inovatif untuk solusi masa kini dan masa depan berkelanjutan serta memperhatikan aspek sosial untuk populasi yang terus berkembang di era globalisasi ini.
"Saat ini kita juga menyadari bahwa Covid-19 menjadi isu besar dunia. Hal tersebut menjadi tantangan besar bagi kita semua untuk beradaptasi dengan perubahan, termasuk transformasi besar pada penyelenggaraan AYDA 2020/21 yang dilakukan secara virtual seperti roadshow, submission, coaching, mentoring, workshop, hingga grand final,” ucapnya.
Ia juga menjelaskan bahwa AYDA 2020/21 telah melakukan roadshow virtual di 17 Universitas di Indonesia yang diikuti oleh 579 partisipan dan kini telah terpilih 11 finalis terbaiknya.
Pada penyelenggaraan AYDA 2020/21, Gold Winner berhasil dimenangkan oleh dua mahasiswa terbaik, untuk kategori Arsitektur diwakili oleh Marietta Stefani dari Universitas Kristen Petra dengan karya "Non-Visual Art Gallery" dan Patricia Caitlyn Kurniawan dari Universitas Pelita Harapan dengan karya "Antara" untuk kategori Desain Interior.
Baca Juga: Siap-Siap Punya Rumah, Ini 5 Inspirasi Tren Rumah 2021
“Meskipun tahun ini semua kegiatan harus dilakukan secara virtual, tetapi tidak menyurutkan semangat saya untuk memberikan yang terbaik. AYDA telah memberikan perubahan besar bagi perkembangan karir saya di kemudian hari, serta memotivasi saya untuk dapat memberikan kontribusi besar bagi masyarakat Indonesia," terang Marietta.
Anto Sudaryanto, juri kategori Arsitek mengungkapkan tahun ini menjadi tahun yang sangat berbeda, karena hanya bisa bertatap muka secara virtual selama proses AYDA 2020/21 berlangsung.
"Ada yang sesuatu yang hilang, tetapi itu semua terbayarkan saat kami para juri melihat semangat dan komitmen teman – teman mengikuti kompetisi ini mulai dari proses submission, coaching session, workshop hingga grand final," jelasnya.
Untuk diketahui, tahun lalu, untuk kali pertama Indonesia mengukir nama pada AYDA Summit 2020, yaitu Greta Elsa dari Universitas Pelita Harapan sebagai Asia Young Designer of The Year, kategori Interior Design, mengalahkan kontestan dari 14 negara lainnya.
"Saya yakin para pemenang Gold Winner di kategori Arsitek dan Desain Interior tahun ini bisa kembali memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia," ucap Anto penuh harap.
Sebagai bentuk penghargaan dan motivasi bagi para Arsitek dan Desain Interior muda untuk mewujudkan desain yang berpusat pada manusia, AYDA memberikan penghargaan berupa uang tunai sebesar Rp 20 juta, kesempatan magang, serta mewakili Indonesia dalam ajang AYDA Summit 2021 dan berkesempatan mendapatkan beasiswa senilai USD 10,000 atau setara Rp 139 juta lebih di Harvard Graduate School of Design bagi peraih Gold Award.