Suara.com - Industri pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan salah satu sektor yang paling terdampak selama pandemi Covid-19. Selama pembatasan aktivitas, banyak tempat wisata dan juga pelaku ekonomi kreatif yang kehilangan pelanggan.
Salah satunya ialah Saung Angklung Mang Udjo yang belakangan dikabarkan terancam bangkrut karena nyaris sepi pengunjung. Padahal, Saung Angklung Mang Udjo sendiri memiliki sekitar 1.000 pekerja.
Kondisi ini yang membuat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, berupaya untuk menyelamatkan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif seperti Saung Angklung Mang Udjo dan juga yang lainnya.
“Seperti Pak Taufik yang memiliki 1.000 lapangan pekerjaan di Saung Angklung Mang Udjo yang juga harus menjadi perhatian kita untuk kita selamatkan," ujar Menparekraf Sandaiga Uno dalam keterangan tertulisnya, Selasa, (2/2/2021).
Baca Juga: Dear Menteri Sandiaga Uno, Dana Hibah untuk Pengusaha Hotel Tidak Cair
Sandiaga mengatakan bahwa pihaknya bersama Saung Angklung Mang Udjo membuat suatu jingle untuk menggeliatkan kembali para pekerjanya. Meski hal itu mungkin hanya hal kecil, tapi akan berpengaruh bagi kelangsungan pelaku pariwisata.
"Selain itu, saya mengundang Rektor UPI, sebagai salah satu langkah kecil untuk meningkatkan awareness di segala ranah termasuk ranah pendidikan. Bagaimana ekonomi kreatif mampu menciptakan lapangan pekerjaan bahkan di masa pandemi,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT. Saung Angklung Mang Udjo, Taufik Hidayat, mengatakan dengan adanya pandemi pihaknya melakukan berbagai macam inovasi dan Saung Angklung Mang Udjo menjadi pelaku usaha pertama di Jawa Barat yang memiliki sertifikasi CHSE.
“Konsep dari Saung Angklung Mang Udjo saat ini adalah keep the old the one create the new one, dalam arti kita masih mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalam alat musik angklung, tetapi kita harus create the new one di masa pandemi ini," kata Taufik.
"Karena seni budaya tradisional Sunda itu hampir tidak ada jarak antara pemain dan penonton dan kita juga banyak berinteraksi, dengan adanya pandemi kita mencoba untuk menyesuaikan dengan standar protokol kesehatan,” ujar Taufik.
Baca Juga: Menggali Potensi Lombok dalam Penantian Sebagai Tuan Rumah MotoGP 2021
Sebagai infromasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif//Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menargetkan 6.500 pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif tersertifikasi protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) di tahun 2021.
Sertifikasi CHSE merupakan hal yang sangat penting bagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif untuk memulihkan kepercayaan wisatawan dan menggeliatkan kembali aktivitas pariwisata.
Selain itu, untuk memberikan jaminan bahwa produk dan pelayanan yang diberikan sudah memenuhi standar dan protokol kesehatan.
“Pada tahun 2021, kita targetkan sebanyak 6.500 pelaku usaha yang tersertifikasi CHSE. Namun, angka ini harus kita tingkatkan lagi dengan cara kita merangkul dunia usaha untuk ikut berpartisipasi. Sehingga jumlahnya dapat meningkat. Karena ada 34 juta lapangan kerja yang harus kita selamatkan,” ujar Sandiaga.