Bukan Cuma Uang dan Sembako, Ini Bantuan Unik Kamboja untuk Pengemudi Becak

Kamis, 28 Januari 2021 | 14:16 WIB
Bukan Cuma Uang dan Sembako, Ini Bantuan Unik Kamboja untuk Pengemudi Becak
Ilustrasi becak. (Suara.com/Fakhri Hermansyah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jika bantuan dari pemerintah untuk rakyat yang terdampak pandemi biasanya berupa uang atau sembako, tidak demikian dengan Kamboja.

Negara yang terkenal dengan candi Angkor Wat ini memberikan bantuan uang tunai 20 dolar (Rp 282.000), makanan, obat-obatan, dan nonton film gratis pada Sabtu (23/1), khusus pengemudi becak.

Ratusan pengemudi yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan saat pandemi Covid-19 tersebut terlihat memenuhi bioskop darurat yang bermunculan di halaman berumput di ibu kota Phnom Penh.

Mereka diperlihatkan film baru berjudul Fathers yang disutradarai oleh Huy Yaleng, yang menceritakan perjuangan sehari-hari seorang pengemudi becak untuk menghidupi keluarganya.

Baca Juga: Menyentuh Hati, Video Ayah Antar Anak Wisuda Naik Bentor

"Saya menangis. Saya ingat bagaimana saya harus melakukan apa saja untuk menghidupi keluarga saya. Ceritanya terasa seperti ceritaku sendiri," kata Sun Sokhorm (67), seorang pengemudi becak selama 34 tahun, melansir Strait Times.

Pengemudi becak Kamboja telah lama menjadi pilihan populer bagi turis yang ingin melihat-lihat dan menikmati hiruk pikuk Phnom Penh dengan santai.

Tetapi sejak pandemi virus corona yang menghancurkan perjalanan global membuat jumlah turis anjlok, meskipun Kamboja telah melaporkan kurang dari 500 kasus, tanpa kematian.

Sokhorm berpenghasilan sekitar sepertiga dari apa yang dia hasilkan sebelum pandemi, kadang-kadang hanya Rp 40.000 sehari.

"Tidak banyak yang tersisa, tapi saya bisa bertahan," katanya.

Baca Juga: Profil Negara ASEAN dari Indonesia hingga Kamboja

Bioskop dengan konsep pedal-in ini adalah ide dari siswa Taing Huang Hao (20) yang bertemu dengan Sokhorm bulan lalu dan telah membantu para pengemudi becak melalui media sosial.

Siswa 20 tahun tersebut kemudian bekerja sama dengan sutradara Yaleng dan mengumpulkan 5.000 dolar (Rp 70 juta) untuk menjalankan bioskop tersebut.

"Mereka dapat melihat diri mereka sendiri di dalam kesulitan yang digambarkan dalam film, jadi mereka tidak merasa seperti melalui ini sendiri," kata Taing Huang Hao.

"Mereka adalah pendongeng kota," katanya.

Becak pertama kali muncul di negara bekas koloni Prancis itu pada tahun 1936.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI