Suara.com - Apartemen kini menjadi bidikan masyarakat perkotaan, khususnya para generasi produktif. Pasalnya, tinggal di hunian vertikal ini dinilai mempunyai kelebihan dari segi kepraktisan dan kenyamanan.
Hal ini dapat dibuktikan saat Crown Group mencatat kenaikan jumlah akad jual beli dan serah terima unit di Indonesia hingga 25 persen atau senilai Rp 4,6 triliun di tahun lalu. Hal ini merupakan kabar yang menggembirakan, mengingat hantaman pandemi Covid-19 selama 9 bulan terakhir di Indonesia.
Salah satu yang mencapai penjualan tinggi ialah ARTIS, proyek hunian vertikal di Australia, yang pertama diluncurkan Crown Group di Indonesia, mendahului Sydney, Melbourne, dan Tiongkok.
Didesain oleh Koichi Takada Architects, hunian ini terinspirasi oleh seni menggambar yang akhirnya memunculkan konsep desain Art in Motion. ARTIS memiliki dua menara putih melengkung yang mencolok dikelilingi oleh 'pita' putih yang berliku-liku.
Baca Juga: Punya Apartemen Mewah di Amerika, Lionel Messi Bakal Pindah ke MLS?
"Desain konsep ARTIS juga menggambarkan semangat Crown Group akan inovasi yang berkelanjutan, sebagai salah satu pengembang swasta terbesar di Australia," kata Head of Sales & Marketing Crown Indonesia, Tyas Sudaryomo.
Terletak di area sudut seluas 2070 meter persegi di 175 Sturt Street, bangunan ini dapat menampung 153 unit apartemen dengan satu, dua, dan tiga kamar tidur yang mewah serta griya tawang.
ARTIS, kata dia, diharapkan akan memperkaya wajah Kawasan Southbank melalui keindahan efek façade pita putihnya yang mencerminkan pergerakan Art in Motion.
Sementara itu, CEO Crown Group, Iwan Sunito, mengungkapkan jika ke depannya, pihaknya akan melanjutkan proyek hunian vertikal pertama di Brisbane.
Untuk proyek hunian di Brisbane, Crown Group telah menunjuk arsitek asal Jepang, Kengo Kuma, dan perusahaan lokal Plus Architecture untuk mendesain pembangunan hunian senilai Rp5 triliun yang berlokasi di 117 Victoria Street di West End.
Baca Juga: Alami Kenaikan Tertinggi, Kini Nilai 1 Bitcoin Seharga Satu Apartemen
Kengo Kuma sendiri adalah arsitek Jepang yang sangat terkenal, yang dikenal karena menciptakan beberapa bangunan publik dan hunian paling luar biasa di dunia. Dengan kantor di Tokyo dan Paris, dia terkenal dengan penggunaan elemen cedar dan sering menggabungkan kayu dan lingkungan alam dengan struktur perkotaan kontemporer.
Beberapa karya Kuma yang paling terkenal termasuk Museum Seni Suntory di Tokyo, Rumah Tembok Bambu di Cina, kantor pusat Grup LVMH (Louis Vuitton Moet Hennessy) di Jepang, dan Stadion Olimpiade Tokyo untuk perhelatan tahun 2020.
Revisi desain diharapkan akan diajukan ke Dewan Kota Brisbane pada pertengahan 2021 dengan rencana penjualan off-the-plan dimulai tahun depan.
"Prediksi saya adalah dalam dua hingga tiga tahun ke depan kita akan melihat permintaan besar-besaran yang tidak dapat terpenuhi karena kekurangan pasokan di area-area yang membutuhkan seperti CBD. Dan ini berpotensi meningkatkan harga apartemen baru," tutup Iwan Sunito.