Suara.com - Kata endorsement atau endorse mungkin sudah tidak asing lagi di masyarakat Indonesia khususnya para warganet budiman Tanah Air.
Kata tersebut kerap memiliki kaitan dengan media sosial dan influencer mulai dari artis, selebgram, YouTuber, maupun seseorang yang memiliki pengikut cukup banyak di berbagai platform media sosial.
Jika dilihat lebih jauh, ternyata strategi endorse ini tak hanya menguntungkan bagi para influencer dan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang usahanya dipromosikan saja lho.
Di balik itu, ada seorang manajer yang menjadi 'penyambung' antara keduanya, agar bisnis ini bisa berjalan dengan baik.
Baca Juga: Endorse Produk dan Pamer Paha Mulus, Gisella Anastasia Dicibir Warganet
Sebut saja perempuan muda bernama Liestiani Anisa yang hingga kini, jasanya telah dipakai oleh lebih dari 12 ribu online shop maupun brand.
Hal ini dimanfaatkan Icha, sapaan akrabnya, setelah ia mendirikan manajemen artis, bernama Tutu Management (Tutu) pada 2015 silam.
Menurut perempuan asal Bogor, Jawa Barat ini, kesuksesannya bermula dari bisnis online shop baju anak pada 2013 lalu.
Dua tahun kemudian, ia pun mendirikan manajemen artis dan mengenal beberapa nama besar di bidang hiburan, sebut saja Anissa Pohan, Nia Ramadhani, atau Syahnaz Sadiqah.
"Jadi, awalnya saya mulai meminta barang online shop saya dipromosikan oleh artis-artis yang saya kenal. Saya minta tolong mereka dan mereka mau. Waktu itu tidak bayar, tapi hanya barter barang saja, karena saat itu belum ada juga istilah endorsement, dan Instagram pun masih baru muncul," jelasnya mengawali cerita yang dikutip dari siaran pers yang Suara.com terima.
Baca Juga: Menengok Geliat Bisnis Esek-esek di Puncak Bogor saat Pagebluk Corona
Melihat bisnis onlinenya sering mendapat promo dari para artis, Icha mengatakan jika teman-temannya yang memiliki bisnis online juga ingin mendapatkan keistimewaan yang sama.
Permintaan itu kata dia datang berkali-kali. Dari sanalah, pemilik akun Instagram @chaliesti ini melihat peluang baru yang mulai ia jalani.
Seiring berjalannya waktu, Icha mulai 'melek'dengan dunia digital. Ia pun tak hanya mengurus soal endorse para artis, tapi juga digital marketing untuk para UMKM maupun brand.
Mulai dari strategi kampanye, iklan di media sosial, konten produksi hingga ke pengelolaan sosial media untuk bisnis.
"Itu karena saya melihat, endorse artis sebenarnya bukan solusi untuk bisnis, semua saling berkaitan yang akan memengaruhi penjualan. Ada faktor lain yang memengaruhi orang mau atau tidak untuk beli produk kita. Contohnya, kualitas foto belum bagus, copywriting-nya nggak bikin engange orang, atau desain feed IG-nya acak-acakan," urai Icha.
Meski begitu, bukan berarti Icha tak memiliki tantangan, juga kesulitan dalam menjalankan bisnis ini.
Khususnya di tengah pandemi Covid-19, ia juga harus merasakan dampaknya. Ia bahkan harus mengorek tabungan pribadinya agar operasionalnya bisa tetap berjalan dan membayar 15 orang pekerja.
Namun ia bersyukur jika saat ini sudah bisa menata kembali bisnisnya, seiring para pemilik bisnis online mulai kembali produksi dan promosi.
Ia juga harus melakukan strategi "jemput bola" dengan melakukan pendekatan persuasif-optimis ke para pemilik online shop agar mau memakai jasanya.
"Saat itu, saya yakinkan hal itu, lalu mereka mau coba. Dan saya bersyukur analisis saya terbukti. Pemilik online shop mengaku penjualan usaha mereka meningkat, mulai dari jilbab, baju, kosmetik, kebutuhan bayi dan mereka mengaku sekarang sudah bisa bounce back,” tutupnya.