Pantau Perkembangan Pariwisata, Menparekraf Berencana Berkantor di Bali

Rabu, 27 Januari 2021 | 07:09 WIB
Pantau Perkembangan Pariwisata, Menparekraf Berencana Berkantor di Bali
Menparekraf Sandiaga Uno saat berdialog dengan pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) [Kemenparekraf].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berencana akan berkantor di Bali agar lebih mudah memantau perkembangan pariwisata di Pulau Dewata tersebut.

Dianggap sebagai ibukota pariwisata bagi Indonesia, sepinya Bali dari aktivitas wisatawan telah berdampak besar bagi industri wisata secara keseluruhan.

"Bali adalah tourism capital of Indonesia, ibukotanya pariwisata Indonesia, dan dia juga merupakan magnet bagi Indonesia secara keseluruhan. Bapak menteri Sandiaga Uno mempunyai rencana untuk berkantor di Bali untuk memantau perkembangan dari hari ke hari," kata Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Vinsensius Jemadu dalam konferensi pers virtual Traveloka, Selasa (26/1/2021).

Rencana itu juga agar Menparekraf bisa lebih mudah mengambil kebijakan bersama pemerintah daerah Bali dalam proses penerimaan wisatawan domestik maupun luar negeri, lanjut Vinsensius.

Baca Juga: Sandiaga Uno Motivasi Pelaku UMKM Batam : Ayo Bergandengan Tangan

Ia menyampaikan bahwa Bali termasuk salah satu daerah yang direncanakan dalam program travel bubble bersama Selandia Baru dan Australia. Namun lantaran lonjakan kasus di Bali juga kemunculan empat kasus baru di Selandia Baru, rencana itu dibatalkan sementara.

"Betapa concern pemerintah New Zealand terhadap penanganan Covid-19 ini dan dampaknya sehingga dengan 4 kasus saja dia bisa batalkan travel bubble. Apalagi dengan kejadian yang kita rasakan di Bali yang saat itu memang peningkatannya pasien covid sangat signifikan," tutur Vinsensius.

Keputusan serupa juga diambil Gubernur Bali. Terlebih hingga saat ini, masih banyak negara yang menutup penerbangannya untuk Indonesia.

"Yang tadinya memang wisatawan itu kalau dari hasil survei dan webiner dengan pasar-pasar dari luar negeri betapa mereka ingin sekali untuk pergi ke Bali. Mereka lagi pada menunggu kapan border dibuka. Tetapi dengan fakta yang seperti itu, pemerintah daerah Bali mempertimbangkan bagaimana kesehatan masyarakat Bali itu nomor satu," ucap Vinsentius.

Baca Juga: Dinas Pariwista Banda Aceh Kembali Tata Destinasi Wisata

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI